"Ketika muatan itu terkumpul cukup banyak, maka akan terjadi sambaran petir," tambahnya.
Syarif menegaskan, bahwa meski Depok memiliki banyak petir, daerah lain dengan pegunungan tinggi dan dekat teluk juga memiliki potensi yang sama, seperti Bogor dan Tangerang, yang juga mengalami frekuensi petir yang tinggi.
BACA JUGA:Sosok Bripda Putri KW, Pebulu Tangkis Pertama Indonesia yang Juara Korea Masters 2024
Sementara itu, walaupun petir di Depok sangat kuat, namun masih ada tempat lain di dunia yang juga dikenal dengan sambaran petir yang luar biasa sering.
Salah satunya adalah fenomena Catatumbo lightning yang terjadi di Danau Maracaibo, Venezuela. Di sini, sambaran petir bisa terjadi hingga 297 malam per tahun, dengan durasi hingga 10 jam per hari, seperti dilansir Mashable Indonesia dari severe-weather.eu.
Catatumbo lightning adalah fenomena petir yang sangat aktif, dengan hampir 30 sambaran petir setiap menitnya.
Dengan lebih dari 233 sambaran petir per kilometer persegi setiap tahunnya, Danau Maracaibo di Venezuela berhasil mencatatkan dirinya sebagai hotspot petir terbesar di dunia.
Fenomena ini sangat istimewa karena terjadi hampir setiap malam dan dapat dilihat dari jarak jauh, memberi efek seperti sebuah mercusuar alam yang sangat besar.
BACA JUGA:Sosok Bripda Putri KW, Pebulu Tangkis Pertama Indonesia yang Juara Korea Masters 2024
Fenomena petir di Maracaibo bahkan dikenal dengan julukan “Everlasting Lightning Storm” atau Lighthouse of Maracaibo.
Petir Catatumbo ini memang sefenomenal namanya. Fenomena ini muncul selama lima hari dari enam hari setiap minggu, seringkali berlangsung berjam-jam, dengan hingga 30 sambaran petir per menit.
Fenomena ini sangat sering terjadi sehingga Danau Maracaibo tercatat memiliki 233 sambaran petir per kilometer persegi setiap tahunnya, menjadikannya hotspot petir terbesar di dunia.
Geografi dan iklim unik Danau Maracaibo memainkan peran penting dalam terbentuknya badai petir yang sangat intens ini.
Pada malam hari, angin pegunungan yang turun dari Pegunungan Perijá dan Cordillera Mérida (bagian dari Andes) bertabrakan dengan udara hangat dan lembap yang berada di atas danau.
Tabrakan ini memicu pembentukan badai petir, terutama di sekitar muara Sungai Catatumbo saat mengalir ke Danau Maracaibo.
Fenomena petir Catatumbo ini begitu konsisten dan luar biasa sehingga mendapat julukan "Mercusuar Maracaibo". Ini karena petir yang sangat intens dan terus-menerus terlihat dari banyak kilometer di sekitar danau, bagaikan panduan bagi para pelaut, mirip dengan fungsi mercusuar.
Geografer Italia Agustin Codazzi terkenal menggambarkan fenomena ini sebagai "seperti petir yang terus-menerus", dengan posisinya di meridian mulut danau yang menjadi penunjuk arah bagi para pelaut seperti sebuah mercusuar.
Putri Nurhidayati