“Keluarga Sunardi memahami bahwa jalan yang mereka gunakan adalah tanah milik SP, sehingga mereka memilih membangun jembatan tanpa memperpanjang konflik,” jelasnya.
Pembangunan jembatan hampir selesai dengan progres mencapai 90 persen. Saat ini, yang tersisa hanyalah pemasangan lantai dan pagar samping.
BACA JUGA:Tidak Diizinkan Mendampingi, Kuasa Hukum Romer: Apa Salah Klien Kami?
Kenangan yang Sulit Dilepaskan
Meskipun memiliki anggota keluarga yang telah mapan dan tinggal di tempat lain, keluarga Sunardi memilih bertahan di rumah tersebut.
Alasannya adalah karena rumah itu menyimpan banyak kenangan, terutama bagi orang tua mereka yang masih nyaman tinggal di sana.
“Rumah itu penuh kenangan sejak kecil, jadi mereka memilih bertahan meskipun harus menghadapi kesulitan akses,” ujar Suyoko.
BACA JUGA:Cara Reset Algoritma Instagram, Reels dan Feed Bisa Sesuai Minat Pribadi
Harapan untuk Kedua Belah Pihak
Kasus ini menjadi sorotan di media sosial setelah akun Instagram @jepara mengunggah kisah tersebut. Namun, kedua belah pihak sebenarnya berharap masalah ini tidak dibesar-besarkan.
“Keduanya merasa terganggu karena sudah viral. Harapannya masyarakat bisa bijak menyikapi urusan internal ini,” ungkap Suyoko.
Kasus ini menunjukkan pentingnya menghormati hak-hak tetangga serta mencari solusi damai dalam menyelesaikan konflik.
Keluarga Sunardi telah mengambil langkah bijak dengan membangun jembatan, sehingga mereka bisa melanjutkan hidup tanpa terjebak dalam polemik berkepanjangan.
Kisah keluarga Sunardi mengajarkan pentingnya mencari solusi yang bijak dan konstruktif saat menghadapi masalah.
Meskipun konflik ini tidak bisa diselesaikan dengan mediasi, keluarga Sunardi memilih jalan keluar yang elegan dengan membangun jembatan.
Semoga hal ini menjadi pembelajaran bagi masyarakat untuk selalu menjaga keharmonisan dalam bertetangga.
Sheila Silvina