"Israel tidak dapat mengalahkan kami dan tidak dapat memaksakan persyaratannya kepada kami," kata Qassem dikutip AFP.
Pernyataan itu diutarakan saat utusan AS yang sedang berkunjung Amos Hochstein menuju Israel untuk mencoba merundingkan diakhirinya perang.
Hochstein mengatakan di Beirut bahwa ia akan menuju Israel pada hari Rabu untuk mencoba menyegel perjanjian gencatan senjata dalam perang di Lebanon, yang meningkat pada akhir September setelah hampir setahun terjadi baku tembak mematikan di perbatasan utara Israel.
"Pertemuan telah membuat kemajuan tambahan, jadi saya akan melakukan perjalanan dari sini dalam beberapa jam ke Israel untuk mencoba mengakhiri ini jika kita bisa", kata Hochstein kepada wartawan di ibu kota Lebanon.
"Akhir perang dalam genggaman kita," tambahnya.
BACA JUGA:7 Rekomendasi Pecel Lele Legendaris di Jakarta, Harga Mulai Rp 15 Ribuan, Awas Ketagihan
9. Lima Warga Tepi Barat Tewas Diserang Israel
Tiga warga Palestina tewas dalam operasi militer Israel di dekat Jenin di Tepi Barat yang diduduki.
Di Jenin sendiri, dua orang lainnya tewas dalam operasi Israel, kata kementerian kesehatan Palestina dan Bulan Sabit Merah, dengan sembilan lainnya terluka oleh peluru atau tembakan dari pesawat tanpa awak.
Kekerasan di Tepi Barat, khususnya di utara, telah meningkat sejak perang di Gaza meletus pada 7 Oktober tahun lalu.
Pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 773 warga Palestina di Tepi Barat sejak dimulainya perang Gaza, menurut kementerian kesehatan yang berpusat di Ramallah.
10. Turki Ngamuk di Laut Merah
Laut Merah kembali panas. Kali ini melibatkan Turki dan kelompok Houthi di Yaman.
Istanbul mengecam keras serangan rudal yang menargetkan kapal kargonya yang dilakukan milisi pro Iran tersebut. Pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan tindakan sedang diambil untuk mencegah insiden lebih lanjut.
BACA JUGA:BRI Peduli Salurkan Beasiswa dan Sarana Prasarana kepada YPAC Jakarta
"Kami mengutuk serangan rudal oleh Houthi terhadap kapal kargo berbendera Panama, Anadolu S, milik perusahaan Turki, saat berlayar di lepas pantai Yaman," kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan Rabu waktu setempat, dikutip dari AFP.
Kementerian Turki tidak merinci dalam pernyataannya apakah kapal tersebut mengalami kerusakan. Hanya saja, pemerintah mengatakan bahwa inisiatif yang diperlukan sedang diambil untuk mencegah terulangnya insiden serupa.
Sebelumnya Selasa, Houthi memang mengumumkan telah menargetkan sebuah kapal kargo di Laut Merah.