2. Jarak tempuh kendaraan sudah terlampau jauh
Pemilik kendaraan juga bisa melihat gejala melalui indikator jarak perjalanan. V-belt rusak juga bisa terjadi jika motor telah menempuh perjalanan panjang.
Semisal, sekali jalan, jarak tempuhnya mencapai puluhan atau lebih dari seratus kilometer tanpa berhenti. Jadi selain tanda fisik dan suara, sering melakukan perjalanan panjang seperti itu juga memungkinkan v-belt lebih cepat aus atau putus.
BACA JUGA:Berantas Judol, 85 Influencer Jadi Tersangka Promosi Judi Online
3. Tarikan motor tidak mulus
Ciri lain yang menunjukkan streng motor rusak adalah tarikan motor terasa tidak mulus, seperti tersendat. Ini terjadi akibat kondisi v-belt yang sudah aus. Selain itu, saat mulai melaju, muncul slip yakni laju motor tidak sesuai dengan putaran mesin.
Slip itu muncul karena v-belt tidak lagi menyalurkan putaran mesin secara maksimal ke roda belakang.
4. Patah atau retak
Tanda-tanda fisik yang bisa dilihat jika v-belt rusak adalah muncul retakan, patahan, atau keausan pada permukaan v-belt. Jika dilihat dari kondisi v-belt sebelum putus, biasanya ada retak-retak akibat getas.
Retak pada v-belt bisa terlihat pada saat belt ditekuk keluar. Sisi samping gerigi belt, juga terlihat lebih ramping atau tajam jika dibandingkan v-belt normal. Hal itu artinya v-belt mengalami aus akibat bergesekan dengan puli.
5. Panjang berlebih dan aus
V-belt yang sudah terlalu panjang atau kendur dapat menyebabkan slip dan kurang efisien. Keausan dini biasanya disebabkan oleh kelebihan beban.
Faktor lainnya adalah as puli yang berkarat dan keringnya bearing puli. Hal ini membuat gerakan puli menjadi terhambat dan imbasnya kerja v-belt makin berat.
6. Kebocoran oli
V-belt yang terkena oli dapat membuatnya licin, mengakibatkan slip yang menyebabkan kinerja buruk. Kebocoran oli juga bisa menjadi tanda v belt rusak karena putarannya mengenai komponen lain.