Dilansir dari laman www.inilah.com, keunggulan NiMH memiliki usia pakai yang lebih lama. Selain itu, baterai ini juga mudah didaur ulang dan tidak mengandung zat-zat beracun yang berbahaya untuk kesehatan dan lingkungan.
Tapi satu kekurangan terbesar pada baterai ini, yaitu harga yang mahal, tingkat self-discharge tinggi, dan panas.
Itulah sebabnya, jenis baterai ini lebih sering diaplikasikan pada mobil hybrid, karena efektivitasnya sebagai baterai kendaraan listrik masih belum efisien.
BACA JUGA:Perhatikan, Ini Tips Beli Mobil Baru di GJAW 2024, Banjir Keuntungan
2. Lithium-ion (Li-ion)
Jenis baterai mobil listrik berikutnya adalah baterai lithium-ion yang cukup umum dipakai pada peralatan elektronik hingga kendaraan. Baterai ini memiliki rasio daya terhadap berat yang sangat tinggi, sehingga efisiensi energinya dinilai sangat bagus meski pada suhu yang tinggi.
Tidak hanya itu, baterai ini juga memiliki keunggulan dalam pengisian daya lebih cepat, durabilitas, dan kepadatan daya yang lebih lama meski dalam ukuran yang minimalis. Menariknya, semakin kecil bobot baterai yang dimiliki, semakin jauh jarak yang bisa ditempuh oleh kendaraan listrik dalam satu kali pengisian daya.
Tapi sayangnya, baterai ini mengandung zat-zat berbahaya untuk kesehatan manusia. Tapi beruntungnya, baterai ini sangat ramah lingkungan dan mudah didaur ulang.
BACA JUGA:Cara Mendapatkan Tiket GJAW 2024 untuk Melihat Pameran Otomotif Terbesar Tahunan GAIKINDO
3. Lead-acid
Lea-acid atau baterai SLA adalah baterai isi ulang tertua yang pernah digunakan pada kendaraan. Perbedaan baterai ini dengan dua jenis sebelumnya, lead-acid tidak memiliki kapasitas yang bersaing dan memiliki bobot yang lebih berat. Tapi dari aspek ekonomis, lead-acid relatif lebih murah dan aman.
Itulah sebabnya, baterai SLA sekarang hanya digunakan sebagai sistem penyimpanan sekunder pada kendaraan komersial.
BACA JUGA:Promo Maszda di GJAW 2024, Dapatkan Tawaran Cashback Menarik Bunga 0 Persen
4. Nickel-cadmium
Nickel-cadmium atau NiCD adalah salah satu jenis baterai yang dipakai pada kendaraan listrik di tahun 90-an. Metode penyimpanan energi dalam bentuk yang padat, sehingga energi yang bisa disimpan pada baterai ini sangat banyak.
Tapi sayangnya, bobot baterai ini terhitung cukup berat, rentan terhadap efek memori, dan penurunan performa setelah mengalami siklus pengisian daya.