Penelitian menemukan bahwa saat perasaan sulit terlalu disimpan di dalam diri, akan berdampak buruk bagi kesehatan. Tubuh akan terasa kurang tangguh, penyakit kardiovaskular, hipertensi, hingga kesehatan mental yang menurun, seperti stres, depresi, dan kecemasan.
BACA JUGA:Tidak Menjalankan Tugas Selama 6 Bulan, Pengurus RT dan RW Wajib Diganti, Ini Penjelasannya
“Laki-laki tidak boleh nangis, siapa yang bilang? Bapak-bapak nangis kan? Berarti boleh laki-laki nangis. Biarin dia nangis. Itu mengakibatkan sakit jiwa karena setiap mau nangis ia tahan. Itu akibat informasi (pengetahuan) yang salah. Akhirnya ia tahan-tahan, jadi beban, lama-lama sakit jiwa. Jangan dianggap sepele,” ujar Syekh Ali Jaber pada ceramahnya.
Suka mencaci-maki
Marah adalah salah satu emosi dasar manusia, sama seperti halnya senang, jijik, sedih, atau cemas. Emosi marah barangkali tidak terhindarkan, namun sebagai manusia yang memiliki akal diberi kemampuan untuk mengontrol hawa nafsu.
Seseorang yang mudah tersulut kemarahan dapat merusak hubungan hingga kesehatan fisik dalam jangka panjang. Jika orang tua sedang emosi, maka jauhkan diri dari anak. Hal tersebut dapat membuat kerenggangan hubungan anak dan orang tua.
Jangan jadikan anak korban akibat pelampiasan emosi yang tidak terkontrol. Kurang dari lima detik mengeluarkan kata-kata kasar, namun efeknya bisa seumur hidup.
BACA JUGA:34 Kebiasaan Buruk Ini Jadi Penghalang Datang Rezeki, Gus Baha: Cepat Hindari
Selalu memberikan ancaman
Alangkah lebih baik orang tua tidak memberikan ancaman kepada anak agar manut. Dari sisi psikologi sampai jiwa, anak mampu menguasai tujuh bahasa di masa emas usia 2-7 tahun. Jadi, jangan sia-siakan kesempatan yang luar biasa.