Di Arab Saudi, dari laporan Saudi Arabia 2021 International Religious Freedom Report menyebutkan 224 ribu orang memilih tidak beragam. Ini baik sebagai atheis maupun agnostik.
BACA JUGA:Entah Sultan atau Crazy Rich, Emak-emak di Makassar Pamer Arisan Rp 2,5 Miliar
Dari fenomena ini para peneliti kemudian berusaha mencari tahu penyebab meningkatnya jumlah orang yang menganut ateis. Penjelasan Hannah Wallace dalam artikel "Men without God: The Rise of Atheism in Saudi Arabia" (2020), peningkatan angka ateis salah satunya disebabkan sikap politik pemerintah yang menggunakan agama, terjadi setidaknya di Arab Saudi.
Sikap politik pemerintah ini ditentang masyaraat. Mereka menolak dan menganggapnya sebagai politisasi.
Faktor lainnya fenomena tersebut juga karena kemudahan akses dan interaksi antar kelompok yang sama di dunia maya.
BACA JUGA:Tambah Daya Listrik PLN Cuma Bayar Rp 250 Ribu, Ini Cara Klaim Vouchernya
Nasib yang sama juga terjadi di Turki, saat kepemimpinan Erdogan menggeser konsep sekularisme Turki. Ajaran tersebut diajarkan oleh Mustafa Kemal Ataturk.
Aturan ketat agama seperti larangan minuman keras juga membuat banyak kelompok akhirnya mengaku tidak beragama.
BACA JUGA:Diumumkan KPU RI, Berikut Komisioner KPU Provinsi Bengkulu Terpilih dan 19 Provinsi Lainnya
Berkembangnya atheisme di negara Arab, menurut koresponden hubungan internasional Guardian, Tamer Fouad karena dua hal. Salah satunya pandangan negatif akan agama dari berita yang buruk. Selain itu juga kepemimpinan partai dan tokoh islam pasca-Arab Spring yang dianggap gagal.