Nabi Ibrahim pun terheran-heran karena usia tamunya ini tidak jauh berbeda dengannya. Kala itu usia Ibrahim adalah 200 tahun.
Satu tahun kemudian, jelmaan Izrail itu datang lagi, tapi kali ini dengan penampilan lain. Wajahnya menjadi tampan, bukan tua, dan lusuh seperti sebelumnya. Nabi Ibrahim tahu kalau itu malaikat maut.
Sebelum malaikat maut mencabut nyawanya, Nabi Ibrahim berkata kepadanya, "Hai malaikat maut, apakah kamu pernah tahu ada seorang kekasih yang tega mencabut nyawa orang yang dicintainya?”
Malaikat maut naik ke langit untuk melaporkan kepada Allah bahwa kekasihnya ini protes. Allah berkata, "Katakanlah kepada kekasihKu, apakah seorang kekasih tidak suka bertemu dengan orang yang dicintainya?"
BACA JUGA:Discussing Global Economic Conditions, Hundreds of Economists Gather in Bengkulu
Kemudian Izrail kembali kepada Ibrahim. Ia menyampaikan apa yang dikatakan Tuhannya. Mendengar jawaban Allah, Ibrahim berkata kepada dirinya, "Tenanglah diriku untuk saat ini."
Tak lama malaikat maut pun mencabut nyawa Nabi Ibrahim.
Diriwayatkan, ketika ruh Nabi Ibrahim AS akan dicabut, Allah SWT bertanya kepadanya: "Bagaimana engkau merasakan kematian wahai kawanku?"
"Seperti sebuah pengait yang dimasukkan ke dalam gumpalan bulu basah yang kemudian ditarik," jawab Ibrahim.