Meskipun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan, sedikitnya 42 orang terluka di daerah sekitarnya.
Iran mengklaim telah menargetkan lokasi militer di dekatnya, tetapi pejabat Israel mengutuk serangan itu sebagai serangan yang disengaja terhadap infrastruktur pengetahuan sipil, tuduhan yang sering ditujukan kepada Israel.
Para pejabat menggambarkan serangan Weizmann sebagai pukulan tidak hanya bagi Israel, tetapi juga bagi komunitas ilmiah global, mengingat kemitraan dan proyek internasional lembaga tersebut.
BACA JUGA:Harga Diri Donald Trump Semakin Runtuh, Menlu Iran Terang-terangan Marah kepada Trump
Media Israel, di sisi lain, melaporkan bahwa Israel telah menewaskan 17 ilmuwan nuklir Iran sejak dimulainya permusuhan pada 13 Juni.
Empat hari kemudian, Rumah Sakit Soroka di Beersheba mengalami serangan langsung.
Tiga puluh dua orang terluka, dan layanan darurat terpaksa mengalihkan rute pasien di tengah penilaian kerusakan yang sedang berlangsung.
3. Iron Dome Tidak Sehebat yang Dibayangkan
Sepanjang perang, sistem pertahanan udara Israel diuji secara ketat saat aliran rudal Iran yang dilengkapi dengan sistem navigasi canggih dan hulu ledak yang dapat bermanuver menerobos.
Sistem pertahanan udara Iron Dome, yang biasanya dianggap memiliki efektivitas lebih dari 90 persen, mengalami penurunan tingkat intersepsi hingga 65 persen, menurut seorang pejabat senior intelijen Israel yang berbicara kepada NBC News pada tanggal 20 Juni.
Meskipun sebagian besar ancaman masih berhasil dicegat, pelanggaran tersebut menyebabkan kerusakan signifikan di darat dan memicu kembali perdebatan mengenai ketergantungan negara tersebut pada pertahanan udara berlapis dalam konflik di masa mendatang dengan musuh yang setara atau proksi.
BACA JUGA:Iran Istirahat, Giliran Houthi Yaman Serang Israel, Pemanasan Kirim Satu Rudal ke Wilayah Beersheba
4. Tidak Ada Rasa Aman, Dihantui Ketakutan
Ketika kepercayaan pada Iron Dome mulai terkikis, penduduk Israel mengalami rasa takut, panik, dan ketidakstabilan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Video viral menunjukkan warga Israel bergegas ke Bandara Ben Gurion, mencoba meninggalkan negara itu di tengah sirene dan ledakan.
Otoritas Israel memberlakukan pembatasan pelaporan waktu nyata pada lokasi serangan rudal dan menunda izin bagi jurnalis yang meliput kerusakan di darat, dalam sebuah langkah yang secara luas dipandang sebagai upaya untuk membentuk persepsi publik dan mencegah ketakutan berubah menjadi perbedaan pendapat.