MUKOMUKO, RBTVDISWAY.ID - Wabah penyakit ngorok atau Septicemia Epizootica (SE), saat ini menyerang hewan ternak warga di Kabupaten Mukomuko sejak beberapa bulan terakhir, yang mana menyebabkan kematian dalam jumlah besar pada hewan termah jenis kerbau.
BACA JUGA:Couplepreneur Ini Sukses Bawa Kerajinan 'Craftote' Tembus Pasar Ekspor Asia dan Amerika
Hal ini tentu menjadikan penurunan drastis jumlah kerbau di Mukomuko. Padahal ternak hewan di Mukomuko merupakan salah satu sumber kehidupan masyarakat.
Berdasarkan data Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, mencatat populasi kerbau saat ini tersisa sekitar 8.000 ekor.
Jumlah ini turun drastis dari sebelumnya yang ada sekitar 10.000 ekor, tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Mukomuko.
BACA JUGA:SPCP Praja IPDN 2025 Resmi Dibuka! Ini Rincian Syarat, Jadwal dan Kuota Penerimaan
Penurunan terjadi karena selain kerbau mati akibat serangan pentakit, juga banyak yang dipotong karena terpaksa akibat serangan penyakit dan dijual dengan harga murah, untuk menghindari kerugian besar.
Dibandingkan dengan ternak sapi, populasi kerbau di Kabupaten Mukomuko memang lebih sedikit, diperkirakan ternak sapi saat ini populasinya mencapai 18.000 ekor, tersebar di seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Mukomuko.
Untuk harga, kerbau jauh lebih tinggi dari harga sapi, yakni berkisar Rp 25 juta hingga Rp 30 juta per ekor, sedangkan sapi harganya antara Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per ekor.
BACA JUGA:Pendaftaran SSN 2025 Dibuka! Berikut Kuota Formasi hingga Tahapan Seleksi
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Diana Nur Wahyuni, mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah upaya untuk mengendalakan penyebaran penyakit tersebut. Salah satunya melalui penyuntikan vaksin.
“Untuk populasi kerbau dengan terjangkitnya, mewabahnya penyakit SE di Kabupaten Mukomuko secra otomatis mengancam populasi kerbau. Awalnya populasi kerbau kita berada diangka diatas 10.000. Namun sekarang berdasarkan informasi terkahir didapat untuk angka kematian ternak selama kejadian penyakit SE untuk di Kecamatan Ipuh diangka kurang lebih 500 ekor,” kata Diana Nur Wahyuni
BACA JUGA:Dinas Perikanan Mukomuko Fasilitasi 14 KUB Nelayan Peroleh Akta Notaris Gratis
Dwi Anggi Saputra