“Begini, Tuan, saya perhatikan dari tadi Tuan tampak khusyuk saat berdzikir sambil memejamkan mata. Apakah itu artinya Tuan melihat Allah?” tanya Abul Augus.
“Allah tidak dapat dilihat, tapi kehadiran-Nya bisa dirasakan,” jelas pria itu.
“Bagaimana bisa merasakan kehadiran Allah? Apakah Ia sekarang ada di sini? Kenapa saya tidak bisa merasakan kehadiran-Nya?” tanya Abul Augus.
“Sebelum kamu dapat merasakan kehadiran Allah, kamu harus menemukan-Nya terlebih dahulu,” jawab Abu.
Abul Augus tersenyum girang. Sebenarnya, sudah lama ia mengembara mencari Tuhan.
Namun, ia tak pernah menemukan-Nya. Setelah bertemu Abu Nawas, ia merasa benar-benar lega dan gembira. Terasa seperti menemukan kunci yang hilang.
“Lantas, di mana dan bagaimana saya bisa menemukan Tuhan yang selama ini aku cari-cari, Tuan?” tanya Abul Augus.
Abu Nawas tersenyum. Lalu, ia menyuruh Abul Augus untuk sholat dua rakaat. Jika sudah selesai, ia meminta Abul untuk menceritakana apa yang dirasakannya.