Iklan RBTV

Malam-malam, Gubernur dan Wali Kota Bengkulu Utus Asisten II Temui Pedagang di Pantai Panjang

Malam-malam, Gubernur dan Wali Kota Bengkulu Utus Asisten II Temui Pedagang di Pantai Panjang

Lapak yang ada di Pantai Panjang ditertibkan dan ditata ulang Pemkot Bengkulu--

BENGKULU, RBTV.DISWAY.ID - Deadline  dari Pemerintah Kota Bengkulu terhadap pedagang untuk membongkar sendiri bangunan di Pantai Panjang habis sejak 30 April kemarin.

Namun ada pedagang yang belum membongkar bangunannya karena alasan khusus, seperti yang di rasakan Nurazizah, yang tak memiliki biaya untuk membongkar sendiri bangunan, bahkan untuk tempat tinggal menetap, Nurazizah mengklaim tak memiliki tempat.

BACA JUGA:Simulasi Lengkap KUR BRI 2025 Pinjaman Rp 10-100 Juta, Cocok untuk Usaha Menengah

Merespon keluhan Nurazizah tersebut, Gubernur Helmi Hasan dan Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi, langsung mengutus Asissten II Pemkot, Sehmi Alnur pada Kamis (1/5) malam untuk menemui langsung Nurazizah.

Namun saat tiba di warung milik Nurazizah, ternyata dirinya sudah tidak ada lagi di warung karena sudah menginap dirumah saudaranya di kawasan Puri karena di lokasi sudah tidak ada aktifitas dan sejumlah pedagang lainnya sudah pulang ke rumah masing-masing.

BACA JUGA:Lengkap, Ini Simulasi Angsuran KUR BRI 2025 Pinjaman Rp 1-50 Juta, Tanpa Jaminan

Sementara itu, berdasarkan arahan Gubernur dan Wali Kota, melalui sambungan telepon Asissten II Pemkot Sehmi Alnur meminta agar Nuraziah tinggal di rusunawa yang berada di Dusun Besar untuk tempat tinggal dan hal itu di respons positif oleh ibu Nurazizah. 

Dikarenakan tidak memiliki biaya untuk membongkar dan mendirikan bangunan baru, Pemkot Bengkulu pun akan memberikan bantuan untuk memindahkan warung milik warganya itu untuk kembali berjualan.

"Beliau mengucapkan terima kasih kepada Pak Gub Helmi Gasan dan Pak Wali Kota Dedy Wahyudi atas bantuan tersebut," ujar Sehmi.

BACA JUGA:Simulasi Angsuran KUR Mandiri 2025 Pinjaman Rp 40 Juta, Cicilan Mulai dari Rp 700 Ribuan

Nurazizah rupanya belum setahun berjualan makanan di Pantai Panjang dan sehari-hari tinggal di warung. Nurazizah mengaku hanya memiliki uang pas-pasang dan tidak bisa digunakan untuk membongkar warung demi kebutuhan biaya sekolah anaknya di Pondok Pesantren.

Saat ditemui Kamis (1/5) siang, Nurazizah yang meneteskan air mata mengatakan, selama ini dirinya mencari rezeki berjualan semata mata hanya untuk biaya sekolah sang anak, bukan untuk mencari kekayaan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait