Iklan RBTV Dalam Berita

Jangan Pura-pura Tuli, Ini 14 Larangan di Bulan Dzulhijjah, Umat Muslim Mesti Tahu

Jangan Pura-pura Tuli, Ini 14 Larangan di Bulan Dzulhijjah, Umat Muslim Mesti Tahu

Jangan Pura-pura Tuli, Ini 14 Larangan di Bulan Dzulhijjah, Umat Muslim Mesti Tahu--

Jika umat muslim melakukan berqurban, maka dianjurkan untuk tidak memotong kuku agar amalannya dapat diterima. Seperti yang dijelaskan dalam hadis ini, “Siapa saja yang ingin berqurban dan apabila telah memasuki awal Dzulhijjah (1 Dzulhijjah), maka janganlah ia memotong rambut dan kukunya sampai ia berqurban.” (HR. Muslim no. 1997). Sedangkan, bagi orang yang tidak melakukan qurban diperbolehkan untuk memotong kukunya.

 

7. Memotong Rambut bagi yang Qurban

 

Rasulullah Saw bersabda, “Jika kalian melihat hilal Dzulhijjah dan seseorang dari kalian ingin berkurban, maka hendaklah menahan diri (tidak memotong) rambut dan kuku-kukunya.” (HR. Muslim dari Ummu Salamah r.a). Sebagian ulama menjelaskan alasan untuk tidak mencukur rambut agar seluruh bagian tubuh tersebut tetap mendapatkan kekebalan dari api neraka. Tetapi sebagian ulama yang lain mengatakan bahwa hal ini sama dilakukan dengan jamaah haji yang sedang melakukan ihram.

 

8. Mencukur Rambut Seluruh Tubuh bagi yang Qurban

 

Larangan untuk tidak melakukan mencukur rambut diseluruh tubuh seperti mencukur rambut kepala, kumis, rambut kemaluan, jenggot, ketiak, mencabut uban, atau rambut-rambut lain yang berada di sekitar badan berlaku untuk laki-laki dan perempuan yang melakukan qurban. Larangan ini dilakukan setelah memasuki 10 hari di awal bulan Dzulhijjah. Menurut para Syafi’iyah larangan yang dimaksud adalah memendekkan, mencabut, mencukur habis atau bahkan membakarnya.

 

9. Tidak Menjalankan Aturan dalam Berudhhiyah

 

Aturan-aturan selama bulan Dzulhijjah harus dilakukan, agar mendapatkan pahala dan menjadikan amalan tersebut sempurna. Misalnya, larangan untuk tidak memotong rambut yang ada di sekitar badan. Menurut Asy-Syaukhani menjelaskan bahwa, “Hikmah larangan tersebut, agar balasan berupa terhindarnya badan dari api neraka tetap sempurna.” (Nailil Authar, 5/133).

 

10. Riya dalam Beramal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: