Iklan RBTV Dalam Berita

Selain China, Dua Negara Ini Lebih Dulu Kembangkan Matahari Buatan

Selain China, Dua Negara Ini Lebih Dulu Kembangkan Matahari Buatan

Selain China, Dua Negara Ini Lebih Dulu Kembangkan Matahari Buatan--

BACA JUGA:Fenomena Matahari Terbit dari Barat Menurut Al-Quran dan Ilmuwan, Ini Bedanya

 

Reaktor fusi nuklir Korsel bernama K-STAR yang juga disebut 'matahari buatan' Korea telah berhasil mencapai suhu fusi ion inti plasma 100 juta derajat. K-STAR merupakan buatan Korea Superconducting Tokamak Advanced Research.

 

K-STAR adalah perangkat fusi magnetik yang dimaksudkan untuk mempelajari energi fusi magnetik, yang dianggap sebagai sumber energi generasi berikutnya.‎

 

National Fusion Research Institute (NFRI) mengumumkan bahwa K-STAR mempertahankan suhu inti plasma 100 juta derajat (9 keV) selama 1,5 detik dalam percobaan yang dilakukan dari Agustus hingga Desember tahun lalu.‎

 

BACA JUGA:NASA Buka Suara Soal Matahari Terbit dari Barat Tanda Kiamat, Ini Faktanya

 

Sedangkan November 2020, NFRI mengklaim K-STAR mempertahankan suhu inti plasma 100 juta derajat (9 keV) selama 20 detik.

 

‎Suhu plasma 100 juta derajat Celsius itu tujuh kali lebih tinggi dari suhu inti matahari (15 juta derajat). Suhu itu juga dianggap sebagai kondisi operasi paling kritis dari reaktor fusi nuklir.‎

 

NFRI berencana untuk mengoperasikan plasma pada suhu tinggi yang sama selama 300 detik pada tahun 2025. Tim juga berencana untuk mengganti bahan deflektor (perangkat yang memungkinkan energi termal yang dihasilkan oleh plasma dikirim ke bagian lain), saat ini dalam karbon, dengan tungsten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: