Iklan dempo dalam berita

Waspada! Ini Dampak Negatif Anak Bermain Roleplay di Medsos, Jati Diri Bisa Terganggu

Waspada! Ini Dampak Negatif Anak Bermain Roleplay di Medsos, Jati Diri Bisa Terganggu

Game roleplay--

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Roleplay menjadi topik hangat usai viral sebuah video di media sosial yang memperlihatkan seorang anak kecil dimarahi ayahnya karena ketahuan bermain Roleplay. Lantas, apa saja dampak negatif Roleplay

Menurut psikiater dr Lahargo Kembaren, anak yang bermain roleplay dengan orang asing di media sosial bisa jadi disebabkan minimnya perhatian yang diperoleh di dunia nyata. 

Misalnya karena minimnya komunikasi, kehangatan, serta apresiasi atau penghargaan dari orang-orang di sekitarnya. Sebab ketika anak tersebut melakukan roleplay di dunia maya, ia merasa senang dengan peran palsu yang dimainkannya. 

Karena situasi tersebut, muncul hormon dopamine yang membuatnya merasa nyaman. Salah satu risiko dari kebiasaan tersebut tak lain kecanduan atau kecenderungan untuk bermain lagi dan lagi.

BACA JUGA:Game Roleplay Viral di TikTok, Apa Itu? Bagaimana Cara Memainkannya

“Dia akan merasa tenang dan nyaman sesaat, tapi ketika sudah menurun dia tidak punya cara lain lagi untuk mendapatkan ketenangan itu selain melakukan hal yang sama, sehingga terjadilah pola perilaku yang berulang-ulang," ungkap dr Lahargo.

Risiko lain yang disoroti dr Lahargo dari kebiasaan anak bermain roleplay di dunia maya adalah gangguan kepribadian, misalnya gangguan kepribadian borderline. Sebab pada gangguan ini, anak tidak memiliki citra diri yang baik dan emosinya amat labil.

“Kepribadian itu merupakan ciri seseorang dalam menyikapi kehidupannya sehari-hari. Kepribadiannya bisa terganggu menjadi yang namanya gangguan kepribadian," beber dr Lahargo.

Kemungkinan lainnya, anak yang bermain roleplay berisiko mengalami gangguan kepribadian narsistik (NPD). Sebab, kebiasaan permainan tersebut mencetuskan keinginan anak untuk selalu menjadi yang paling hebat, paling jago, dan nomor satu.

Terakhir, dr Lahargo juga menyoroti risiko histrionik, yakni kecenderungan anak selalu mencari perhatian. Sebab, kepercayaan dirinya bergantung kepada persetujuan orang lain.

“Ada juga paranoid, bawaannya curiga terus, takut terus. Gangguan kepribadian bisa terjadi sebagai dampak roleplay yang tidak diawasi dan diatur waktunya dengan baik," ujar dr Lahargo.

dr Lahargo juga mengungkapkan kemungkinan pembentukan jati diri anak menjadi terganggu imbas bermain roleplay di dunia maya. Sebab di permainan tersebut, jati diri anak yang idealnya sesuai dengan nilai dan norma menjadi kacau. Walhasil, timbul kebingungan pada anak dibarengi masalah psikologis.

BACA JUGA:Microsoft Tidak lagi Produksi Game Baru untuk Xbox One

Lebih lagi, permainan roleplay tersebut juga berpotensi mengganggu kemampuan anak dalam membedakan mana yang sesuai realitas di dunia nyata, dan mana yang sebenarnya adalah semu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: