Salman Rushdie, Novelis Penghina Nabi Muhammad yang Hidupnya Tidak Tenang hingga Akhirnya Jadi Korban Penusuka
Salman Rushdie, novelis penghina Nabi Muhammad yang menjadi korban penusukan--
Di Turki, penerjemah The Satanic Verses, Aziz Nesin berhasil kabur dari upaya pembakaran hotel saat meninggal. Tapi 33 tamu lainnya yang sedang menginap tewas dalam kebakaran, kemungkinan besar peristiwa tersebut karena ia menginap di sana. Pada 1993, penerbit buku asal Norwegia ditembak tiga kali dan selamat.
Buku itu dilarang di Iran, negara tempat mendiang pemimpin Ayatollah Agung Ruhollah Khomeini mengeluarkan fatwa 1989, atau dekrit yang menyerukan kematian Salman Rushdie. Khomeini meninggal di tahun yang sama.
4. Hidup Bersembunyi
Sebelum dinyatakan tidak bersalah sampai 11 September 2001, Salman Rushdie hidup dalam ketakutan dan berbagai ancaman pembunuhan dilontarkan padanya. Selama bersembunyi, ia menggunakan nama samaran dan jarang muncul ke hadapan publik.
Dalam sebuah wawancara, ia mengatakan sudah mulai aktif lagi muncul di banyak acara sejak 2001.
5. Karyanya Dipuji
Sebelum novel The Satanic Verses terbit, novel kedua Salman Rushdie yang berjudul Midnight's Children yang rilis pada 1981 mendapat pujian internasional.
Novel tersebut memenangkan ajang penghargaan buku Booker Prize di Inggris karena sukses menggambarkan India pasca-kemerdekaan.
BACA JUGA:7 Letak Tahi Lalat Orang Sukses dan Kaya Raya, Salah Satunya di Telapak Tangan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: