Iklan dempo dalam berita

Cinta Soekarno dan Bule Belanda, Saat Apel Langsung Diusir, Kisahnya Berakhir Tragis

Cinta Soekarno dan Bule Belanda, Saat Apel Langsung Diusir, Kisahnya Berakhir Tragis

Kisah Presiden Soekarno dengan seorang perempuan Belanda--

Kebiasaan menyapa Hallo! Pada Soekarno membuat Putera Sang Fajar jatuh hati padanya. Begitu juga dengan Mientje, bagaikan anak-anak yang sedang dirundung “cinta monyet”, Mientje terjebak oleh bujuk rayu manis Soekarno agar jadi kekasih hatinya.

BACA JUGA:Rajin Baca Surat Al Mulk, InsyaAllah Disayang Nabi Muhammad dan Dijauhkan dari Maksiat

Mientje dan Soekarno sering berjalan bersama, kadang pergi ke taman kota dan perpustakaan. Mereka belajar berdua juga bersama teman-teman HBS lainnya. Salah seorang guru HBS bernama Meneer Both bahkan sudah tahu mereka berpacaran.

 

Wanita Belanda Peduli Kaum Disabilitas

 

Sejak menjadi siswa di HBS, Mientje terkenal sebagai wanita Belanda yang punya jiwa sosial tinggi dan baik hati.

Mintje kerap menolong teman-teman yang sedang mengalami kesusahan, terutama kesulitan dalam hal finansial.

Karena Mientje anak orang kaya, secara tidak sadar ayahnya sering dimintai uang. Sang ayah yang terkenal tamak itu memberi permintaan Mientje tanpa menanyakan terlebih dahulu untuk apa uang tersebut.

Dari uang itulah Mientje menolong teman-teman yang sedang menghadapi persoalan finansial. Itu masih berstatus jadi siswa HBS, apalagi setelah ia lulus dan aktif dalam gerakan sosial di Surabaya.

Kekasih bule Soekarno itu menjadi pelopor pembangunan yayasan penolong orang-orang pribumi. Ia pernah mendirikan JPAT (Jajasan Pertolongan Kepada Anak Tjatjat) di Surabaya.

BACA JUGA:Selain Romeo and Juliet, Ini 9 Kisah Cinta Berujung Tragis Namun Simbol Cinta Abadi

Namun ketika Perang Dunia II melanda Hindia Belanda, kepengurusan JPAT diambil alih oleh aktivis sosial pribumi. Selama situasi ini berlangsung Mientje pulang ke negeri asalnya yaitu Belanda.

JPAT berhasil menolong orang-orang penyandang disabilitas, bahkan pernah digunakan oleh para gerilyawan untuk merawat korban perang. Selayaknya yayasan kemanusiaan, JPAT merawat seluruh pasien dan penghuni tetapnya dengan sepenuh hati.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: