Musim Kemarau, Petani Sawit Jangan Dulu Lakukan 3 Aktivitas Ini Biar Tidak Rugi
Musim Kemarau, Petani Sawit Jangan Dulu Lakukan 3 Aktivitas Ini Biar Tidak Rugi--
NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Dunia termasuk Indonesia masih disibukkan dengan antisipasi dampak El Nino, yang bermimbas pada aktivitas petani sawit di Indonesia.
BACA JUGA:Jika Ada Teman Sulit Bayar Utang, Coba Lakukan Cara Abu Nawas Ini
Bahkan ada analis ekonomi dunia yang mengatakan dampak El Nino berdampak pada kerawanan pangan karena tanaman pangan akan banyak gagal panen.
Iinformasi yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjadi informasi yang penting bagi pelaku usaha tani di Indonesia.
BACA JUGA:5 Uang Kuno Termahal di Dunia yang Pernah Dicetak, Harganya Ada yang Tembus Rp152 Miliar
Kondisi ekstrem seperti ini telah mewanti-wanti petani, termasuk petani sawit karena akan mempengaruhi aktivitas agronomis, pasca panen dan produktivitas. Baik tanaman pangan, hortikultura dan beberapa jenis tanaman perkebunan.
Menanggapi informasi BMKG tersebut, Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Dr Gulat ME Manurung mengatakan, naiknya suhu seperti saat ini tidak akan berdampak secara langsung kepada tanaman kelapa sawit.
Tidak akan berdampak langsungnya suhu tersebut karena tanaman kelapa sawit merupakan tanaman kelompok fisiologis C4 yang mempunyai kemampuan daya adaptasi (toleran) dengan lingkungan panas dan suasana kering.
BACA JUGA:Gempa Salah Satu Tanda Kiamat, Padahal Sekarang Gempa Semakin Sering Terjadi
Diketahui juga bahwa tanaman C4 adalah tanaman yang membutuhkan intesitas cahaya matahari langsung dengan suhu terbaik antara 24-28 derajat celsius.
“Secara teori pada tanaman C4 bahwa semakin naik intensitas sinar matahari dan suhu maka akan meningkat pula serapan Co2 untuk proses fisiologis dari laju fotosintesis yang lebih efektif, dan alasan inilah saya katakan supaya petani sawit jangan terlampau khawatir,” ungkap Gulat seperti dirilis dari laman cakaplah.com.
Gulat juga menjelaskan bahwa suhu rata-rata yang dilaporkan oleh BMKG, yakni 34-36 derajat celsius, secara teori masih dapat ditolelir oleh kelapa sawit, namun perlu dilakukan antisipasi agronomis.
BACA JUGA:Asal Usul Pecel Lele Kuliner Sejuta Umat, Ternyata Berawal Kehidupan di Perantauan
Antisipasi tersebut mencakup tiga hal ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: