Dahulu Jaranan atau Kuda Lumping Bukan untuk Dipertontonkan, Cerita Awalnya Ritual untuk Tolak Bala
Dahulu tarian jaranan tidak untuk dipertontonkan--
Karenanya orang yang kesurupan saat menonton jaranan atau kuda kepang akan menunjukkan perilaku seperti seekor kuda.
Ada yang tingkah lakunya menyepak singkur, lari, nyirig, bahkan ada yang sampai makan rumput dan beling.
Saat kesurupan, tentu saja mereka tidak merasakan apapun. Walaupun berlari keliling lapangan, mereka tidak merasa lelah. Meski mereka sedang kesurupan, mereka selalu diawasi oleh seseorang yang disebut sebagai pawang.
BACA JUGA:Doa Paling Ditakuti Jin dan Setan, Segera Baca jika Merasakan Ada yang Ganjil
Dalam setiap pertunjukan kuda kepang atau jaranan, memang ada orang khusus yang menjadi pawang. Ketika orang kesurupan berperilaku semakin tidak terkontrol dan cenderung membahayakan dirinya atau orang lain, maka sang pawang akan menyadarkannya.
Cerita orang yang kesurupan saat pertunjukan jaranan, khususnya para penari, awalnya para penari ini yang berjumlah lebih dari tiga orang, akan menari dalam susunan atau komposisi yang teratur.
Mereka terus bergerak mengikuti irama tabuhan gendang dan alat musik lainnya. Walaupun awalnya gerakan mereka teratur dan begitu indah ditonton, namun lama-kelamaan gerakan mereka semakin tidak terkontrol.
Itu tanda awal jika pemain itu akan kesurupan. Semakin lama gerakannya semakin tidak terkendali. Awalnya mereka menari dalam kelompok, kemudian mereka mulai berpencar.
BACA JUGA:Selain Berbasis CAT, Seleksi PPPK juga Ada Tes Wawancara, Cek Nilai Ambang Batasnya di Sini
Mereka akan memainkan cambuk sehingga mengeluarkan suara yang keras. Sembari terus mengikuti irama musik, para pemain ini semakin tidak sadarkan diri dan menjadi kesurupan. Mereka kembali akan sadar setelah sang pawang turun tangan.
Demikian ulasan tentang kesenian jaranan. Semoga di tengah kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, kesenian ciri khas Indonesia akan terus bertahan.
Tim liputan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: