Iklan dempo dalam berita

Insinyur Belanda Temukan Batu bara, Itulah Tambang Ombilin yang Pertama di Indonesia

Insinyur Belanda Temukan Batu bara, Itulah Tambang Ombilin yang Pertama di Indonesia

Insinyur Belanda Temukan Batu bara, Itulah Tambang Ombilin yang Pertama di Indonesia--

BACA JUGA:Semur, Masakan Zaman Penjajah yang Berasal dari Belanda, Ini 7 Makanan Masa Kemerdekaan yang Masih Populer

Dalam buku Dinamika Kota Tambang Sawahlunto: Dari Ekonomi Kapitalis ke Ekonomi Rakyat yang ditulis Erwiza Erman dkk., RUU pertambangan batu bara Ombilin disahkan parlemen Belanda pada 24 November 1891.

Ada salah satu lubang tambang yang populer di Ombilin bernama Mbah Suro. Lubang tambang tersebut dibuka untuk umum sejak 2007 dan nama Mbah Suro sendiri berasal dari nama seorang mandor bernama Soerono yang diberi tugas pemerintah Hindia Belanda di awal abad ke-20 untuk mengawasi kegiatan pertambangan.

Tambang Ombilin dulunya dapat memenuhi 90 persen kebutuhan energi di Hindia Belanda saat itu. Selain itu, tambang ini juga mengekspor batu bara ke berbagai negara di Asia dan Eropa.

BACA JUGA:472 Benda Bersejarah Milik Indonesia yang Dijarah Kolonial Belanda Dikembalikan

Setelah Indonesia merdeka, tambang ini dikelola oleh berbagai badan usaha milik negara (BUMN), seperti Direktorat Pertambangan (1945-1961), PN Tambang Batubara Ombilin (1961-1968), PN Tambang Batubara (1968-1984), Perum Tambang Batubara (1984-1990), dan PT Tambang Batubara Bukit Asam (1990-sekarang).

Pada tahun 1976, tambang ini mencatat produksi tertinggi sepanjang sejarahnya dengan menghasilkan 1.201.846 ton batu bara per tahun.

Pelestarian Tambang Ombilin 

Pada tahun 2002, cadangan batu bara di tambang terbuka Ombilin mulai menipis. Hal ini menyebabkan penurunan produksi dan pendapatan dari tambang ini.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah dan PT Tambang Batubara Bukit Asam berupaya untuk melestarikan tambang ini sebagai situs wisata sejarah dan budaya.

Beberapa langkah yang dilakukan adalah merenovasi bangunan-bangunan bersejarah yang ada di kawasan tambang, membuat museum-museum yang memamerkan koleksi-koleksi tentang sejarah dan teknologi tambang, serta mengembangkan program-program edukasi dan sosialisasi tentang nilai-nilai warisan budaya tambang.

Pada tahun 2015, pemerintah Indonesia mengajukan nominasi Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Nominasi ini didasarkan pada dua kriteria, yaitu kriteria II dan IV.

Kriteria II berarti bahwa Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto menunjukkan adanya pertukaran informasi dan teknologi lokal dengan teknologi Eropa terkait dengan eksploitasi batu bara di masa akhir abad ke-19 sampai dengan masa awal abad ke-20 di dunia, khususnya di Asia Tenggara.

Kriteria IV berarti bahwa Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto merupakan contoh luar biasa dari tipe bangunan, karya arsitektur, dan kombinasi teknologi atau lanskap yang menggambarkan tahapan penting dalam sejarah manusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: