Iklan dempo dalam berita

Seorang Lansia di Desa Lubuk Jale Bengkulu Utara Hanyut Terseret Air Bah Saat Sebrangi Sungai Nakai

Seorang Lansia di Desa Lubuk Jale Bengkulu Utara Hanyut Terseret Air Bah Saat Sebrangi Sungai Nakai

Seorang Lansia terseret Air Bah saat sebrangi Sungai Nakai Bengkulu Utara--

BENGKULU UTARA, RBTVCAMKOHA.COM - Malang dialami seorang lansia bernama Yahadi berusia 65 tahun warga Desa Lubuk Jale Kecamatan Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara.

BACA JUGA:Pendaftaran CPNS Awal Tahun Segera Dibuka, Ini Datar Formasi CPNS 2024 Untuk Lulusan SMA hingga S1

Korban yang berniat pulang ke rumah usai berkebun, hanyut terseret air bah saat menyeberangi sungai.Peristiwa ini terjadi di aliran sungai Nakai yang berada di Desa Kota Lekat, Kecamatan Kerkap, Rabu (03/01) sekitar pukul 14.30 WIB.

Winardi salah seorang warga yang berada di lokasi kejadian mengatakan, insiden hanyutnya korban bermula saat korban berniat menyeberangi sungai dengan memegang sebuah tongkat.

BACA JUGA: Bocoran Harga Samsung Galaxy S24 Series dengan Fitur Canggih, Termurah Dibanderol Rp 15 Jutaan

Saat berada di tengah sungai, arus sungai secara tiba-tiba menjadi besar dan membawa banyak sampah. Tongkat yang dipegang korban kemudian terjatuh dan korban pun hanyut terbawa arus.

“Selain arus deras juga banyak sampah, jadi korban terjatuh dan sempat minta tolong. Saat itu di pinggir sungai ada sepasang suami istri yang sedang mengangon sapi melihat jelas korban hanyut. Sempat mau dikejar, tapi arus sangat deras,” jelas Winardi.


Lokasi Sungai Nakai Bengkulu Utara--

BACA JUGA:Tabel Angsuran KUR Mandiri 2024 Pinjaman Rp10-50 juta, Dapat Bonus Cicilan Ringan

Melihat korban yang hanyut, suami istri yang melihat korban langsung mencari pertolongan dan melapor ke warga lainnya. Saat ini warga bersama TNI - Polri masih berupaya melakukan pencarian korban 

Winardi juga mengatakan, bahwa korban diketahui memang bekerja sebagai petani kebun. Aliran sungai menjadi akses korban untuk pergi ke kebun, sebab tidak ada jembatan yang di aliran sungai tersebut.

“Ya korban memang sehari-harinya berkebun. Kalau ke kebun ya melewati sungai itu, karena memang tidak ada jembatan,” tambah Winardi.

BACA JUGA:Pasca Dugaan Pungli di Pantai Cemoro Sewu, Begini Sikap BKSDA Bengkulu

Untuk diketahui, dalam sepekan terakhir intensitas curah hujan di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara cukup tinggi, yang berpotensi menyebabkan terjadinya air bah di aliran sungai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: