Adik Digauli Kakak Kandung, Pihak Keluarga Sempat Ingin Lapor Polisi saat Korban Disebut Hamil
Pelaku yang menggauli adik kandung saat diamankan polisi--
REJANG LEBONG, RBTVCAMKOHA.COM – Ulah seorang kakak di Rejang Lebong membuat geger se-Provinsi Bengkulu. Sang kakak itu tega menggauli adik kandungnya secara paksa.
Tidak hanya sekali, namun sudah berulang-ulang kali. Bahkan korban sampai tiga kali hamil dan melahirkan seorang anak. Beruntung, setelah bertahun-tahun terjadi, kasus ini pun terungkap.
Kasus ini terbongkar setelah tim dari Kementerian Sosial berhasil membujuk korban untuk menceritakan semua yang terjadi.
BACA JUGA:Adik Digauli Kakak hingga Hamil, Tinggal di Rumah Sederhana, Dihuni 7 Orang
Dijelaskan pendamping rehabilitasi sosial Kementerian Sosial, Diana, sebelumnya korban hanya mengaku sakit perut biasa. Namun dari pemeriksaan medis, terungkap jika korban sedang hamil.
Kabar jika korban hamil ini kemudian disampaikan kepada pihak keluarga. Bukannya segera memberikan penanganan yang lebih tepat, pihak keluarga sempat mengancam akan melaporkan tenaga kesehatan yang menyebut jika korban sedang hamil.
"Pihak keluarga sebelumnya sempat ingin melaporkan tenaga kesehatan yang menyatakan korban hamil. Namun dengan bukti yang ada, kami mencoba membujuk korban agar menceritakan hal yang sebenarnya terjadi," ujar Diana.
BACA JUGA:Cerita Adik Digauli Kakak Kandung hingga Hamil, Dulu Pernah Cuci Kampung, Sekarang Terulang Lagi
Selanjutnya korban dibawa ke Puskesmas Bermani Ulu untuk dicek kembali kesehatannya, sembari membujuk agar menceritakan hal yang sebenarnya terjadi.
Rumah Sederhana, Dihuni 7 Orang
Kasus adik yang digauli kakak kandung kembali menghebohkan. Tidak hanya Rejang Lebong, namun membuat heboh Provinsi Bengkulu.
Diketahui, kasus ini terjadi di salah satu desa di Kecamatan Bermani Ulu. Selama ini, warga mengenal keluarga korban dan pelaku sebagai keluarga yang tertutup.
Keluarga ini jarang bergaul dengan warga. Apalagi kedua orang tua korban dan pelaku memang sering menginap di kebun mereka.
Menurut kepala desa tempat keluarga pelaku dan korban, Julian, kedua orang tua mereka sering menginap di kebun karena jarak tempuh ke kebun sangat jauh. Dari desa mereka, kebun orang tua korban dan pelaku berjarak satu hari perjalanan kaki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: