Kenapa Hubungan Intim Sedarah Dilarang Dalam Islam? Ternyata Ini Penjelasannya dan Dampak yang Akan Terjadi

BACA JUGA:Ini 7 Amalan yang Dilakukan saat Malam Lailatul Qadar, jika Ingin Meraih Kemuliaan-Nya

Pelarangan Islam akan hal tersebut bukanlah tanpa alasan. Setelah  berkembangnya ilmu pengetahuan, sejumlah ilmuwan melakukan penetian terhadap fenomena pernikahan incest ini dan ditemukan bahwa pernikahan ini dapat memberikan dampak yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.

BACA JUGA:Ada Pintu Surga Khusus Untuk Orang yang Berpuasa Saat Ramadan, Ini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Berikut beberapa dampak negatif yang timbul akibat hubungan incest bagi kesehatan tubuh adalah sebagai berikut :

1. Sistem Imun yang Rendah

Seorang anak dari perkawinan sedarah tentunya akan mempunyai genetik yang sangat mirip. Hal ini membuat DNA anak tersebut tidak bervariasi. 

Minimnya variasi DNA yang dihasilkan dari perkawinan sedarah bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh (imun) karena minimnya jumlah alel Major Histocompatibility Complex (MHC). 

BACA JUGA:Masih Banyak yang Salah Soal Imsak dan Adzan Subuh Saat Ramadan, Ini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

MHC merupakan sekelompok gen yang bertugas untuk mencegah berbagai macam penyakit. Semakin beragam variasi dari alel, maka MHC dapat bekerja secara maksimal. 

Sebaliknya  anak dari hasil pernikahan sedarah akan memiliki variasi alel yang sedikit, sehingga cenderung lebih mudah sakit karena tubuh mengalami kesulitan untuk mengetahui zat-zat asing yang masuk.

BACA JUGA:Kapan Malam Lailatul Qadar? Berikut Tanda-tanda Lailatul Qadar 2024? Persiapkan Diri Memburu Pahala

2. Anak Lahir Cacat

Perkawinan sedarah yang berasal dari satu garis keluarga kemungkinan besar memiliki keturunan yang cacat. 

Dalam suatu riset tahun 2008 yang mengaitkan 48 permasalahan incest, para pakar menemukan bahwa perkawinan terlarang ini dapat meningkatkan risiko anak lahir dengan cacat.

Didukung oleh riset di Cekoslowakia, hampir 42%  anak dari hasil perkawinan sedarah lahir dengan cacat parah serta meninggal kala proses dilahirkan. Sedangkan 11%  lainnya mempunyai risiko keterbelakangan mental.

Sumber: