Harta Karun Emas di Gunung Tumpang Pitu, Digadang Melebihi Newmont, Bisa Hasilkan Cadangan 8,5 juta Ons
Harta Karun Emas di Gunung Tumpang Pitu--
Namun, PT Merdeka Copper Gold Tbk telah melakukan upaya penghijauan dan perbaikan lingkungan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.
Selain itu, tambang ini juga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar. PT Merdeka Copper Gold Tbk memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar dan juga melakukan program CSR untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
BACA JUGA:3 Daerah di Sumatera yang Memiliki Harta Karun Emas Hitam Terbesar
Terdapat Saham Pemkab
Selain itu, perusahaan juga merangkul pemerintah daerah. Terlihat dari pemberian 10 persen saham perusahaan kepada Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Dengan masuknya Pemkab Banyuwangi, komposisi kepemilikan perusahaan mengalami perubahan.
Pada 2013 lalu, Pemkab Banyuwangi tercatat sebagai salah satu pemegang saham perusahaan ini. Untuk ini, Pemkab Banyuwangi tidak mengeluarkan dana sepeser pun, karena saham tersebut dihibahkan pemilik perusahaan.
BACA JUGA:Berbagai Jenis Harta Karun yang Ada di Sumatera, Punya Banyak Manfaat Untuk Pembangunan
Dalam prospektusnya disebutkan, hibah ini merupakan prakarsa perseroan agar warga sekitar bisa memperoleh manfaat ekonomi dari proyek penambangan emas Tumpang Pitu.
Selain itu, “guna mengakomodir permintaan dari Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Gubernur Jatim Soekarwo untuk memiliki golden share perseroan”.
Pemkab Banyuwangi juga mendapat keistimewaan dengan diperbolehkan menjual “saham kosong” mereka ke publik setelah Penyertaan Pendaftaran memperoleh surat Pernyataan Efektif dari Otoritas Jasa Keuangan.
Padahal, pemegang saham lain terkena aturan tidak dapat menjual atau memindahkan kepemilikan saham perseroan dalam jangka waktu delapan bulan setelah Pernyataan Efektif.
Sebelum Grup Saratoga milik taipan Edwin Soeryadjaya masuk ke perusahaan ini, Proyek Bukit Tumpang Pitu dililit konflik perebutan saham. Awalnya, proyek tambang ini dimiliki perusahaan asal Australia, Intrepid, bekerja sama dengan PT Indo Multi Niaga (IMN).
Perutahaan yang terakhir ini adalah perusahaan bentukan Maya Miranda Ambarsari dan Reza Nazaruddin, serta investor yang juga berasal dari Australia, Paul Willis. Saat baru didirikan, komposisi saham adalah: 70 persen Intrepid, 10 persen Wilis, dan sisanya IMN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: