Iklan RBTV Dalam Berita

Misteri Harta Karun Emas Batangan Soekarno, Benarkah Adanya? Begini Tanggapan Sejarawan Indonesia Ong Hok Ham

Misteri Harta Karun Emas Batangan Soekarno, Benarkah Adanya? Begini Tanggapan Sejarawan Indonesia Ong Hok Ham

Misteri Harta Karun Emas Batangan Soekarno--

Soekarno adalah presiden pertama Indonesia yang dilantik pada 18 Agustus 1946 di Gedung Cuo Sangi In, yang sekarang bernama Gedung Pancasila. Ia dipilih secara aklamasi oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) karena dianggap memiliki karakter pemimpin yang dibutuhkan oleh masyarakat pada masa perjuangan.

BACA JUGA:Salah Satu Lokasi Harta Karun Emas Terbesar di Indonesia, Letaknya ada di Sumatera Utara

2. Presiden Seumur Hidup

Empat tahun sebelum lengser, Soekarno sempat dinyatakan sebagai Presiden seumur hidup melalui Ketetapan MPRS No. III/MPRS tahun 1963. Ide ini dicetuskan oleh para tokoh Angkatan 45, terutama AM Hanafi dan Ketua MPRS Chaerul Saleh. 

Mereka khawatir apabila Partai Komunis Indonesia (PKI) kembali memenangkan pemilihan umum, bisa terjadi perang saudara hebat. Saat itu, hanya Soekarno yang dianggap bisa mengungguli popularitas PKI.

BACA JUGA:Harta Karun di Sulawesi Utara, Tambang Perak Bolaang Mongondow Penyumbang Sumber Kekayaan Alam Indonesia

3. Krisis Ekonomi

Selama masa jabatannya, Soekarno juga menghadapi krisis ekonomi. Setelah 32 tahun berkuasa, dia jatuh dengan prolog yang sama seperti Sukarno: krisis ekonomi.

4. Pemerataan

Meskipun ada tantangan ekonomi, Soekarno juga berusaha menerapkan pemerataan dalam berbagai aspek, termasuk pemenuhan kebutuhan pokok, pendidikan, kesehatan, pendapatan, kesempatan kerja, dan berusaha.

Jadi, Soekarno memiliki perjalanan yang kompleks dalam hal keuangan dan kepemimpinannya selama masa jabatannya sebagai presiden Indonesia.

BACA JUGA:Ini Lokasi Harta Karun Peninggalan Zaman Belanda di Sumatera Barat Hasilkan 50 Kg

Demikianlah ulasan mengenai, misteri emas batangan Soekarno, benarkah adanya? Begini tanggapan Sejarawan Indonesia Ong Hok Ham.

(Putri Nurhidayati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: