Cerita Rakyat Tentang Penjaga Gaib Harta Karun Kerajaan Bali dan Kisah Tentang Danau Batur
Kisah tentang penjaga ghaib harta karun kerajaan Bali--
Tersisih dan terluka hatinya, Kesuna pergi ke hutan dan bertemu dengan burung Cerukcuk Kuning. Dalam keputusasaannya, Kesuna meminta agar dipatuk oleh burung tersebut untuk mengakhiri hidupnya.
Namun, alih-alih mematuk untuk membunuh, burung Cerukcuk Kuning malah memberikan Kesuna mahkota emas dan perhiasan yang berlimpah, sebagai balasan atas kejujurannya.
Ketika Bawang mengetahui keajaiban yang menimpa Kesuna, ia pun mencoba mendapatkan kekayaan dengan cara yang sama.
Namun, alih-alih mendapatkan perhiasan, Bawang malah mendapat hukuman yang menyakitkan. Burung Cerukcuk Kuning mematuknya hingga tubuhnya terluka dan terkena serangan ular.
BACA JUGA:Misteri Keberadaan Harta Karun Kerajaan Majapahit yang Hilang, Apakah Hilang Dicuri?
Dari kisah ini, tergambar jelas pesan moral tentang pentingnya kejujuran, tanggung jawab, dan sikap kasih sayang antara saudara.
Kesuna, yang jujur dan bertanggung jawab, diberi balasan yang baik, sementara Bawang, yang licik dan tidak bertanggung jawab, mendapat hukuman atas perbuatannya.
3. Asal Usul Danau Batur
Asal Usul Danau Batur di Bali menjadi cerita rakyat yang terkenal, mengisahkan tentang seorang raksasa bernama Kebo Iwa.
Raksasa ini, meskipun besar dan kuat, memiliki hati yang baik dan suka membantu warga sekitarnya dalam membangun rumah dan pura. Namun, sebagai imbalan atas bantuannya, Kebo Iwa selalu meminta makanan yang banyak.
Pada awalnya, warga mampu memenuhi permintaan raksasa tersebut. Namun, saat musim kemarau tiba, bahan makanan menjadi sulit didapatkan dan warga kesulitan memenuhi permintaannya. Kebo Iwa yang marah pun mengamuk, menyebabkan ketakutan di antara penduduk desa.
Dalam usaha untuk mengatasi masalah ini, warga desa kemudian berinisiatif untuk mengelabui Kebo Iwa.
Mereka berpura-pura membutuhkan bantuan untuk membangun kembali rumah dan pura yang telah dirusak oleh raksasa. Dengan menjanjikan imbalan makanan yang banyak, mereka berhasil meminta persetujuan dari Kebo Iwa.
Namun, sementara Kebo Iwa sibuk menggali sumur untuk membantu warga, mereka secara diam-diam menggunakan kesempatan ini untuk mengubur raksasa itu hidup-hidup dengan menggunakan kapur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: