Iklan RBTV Dalam Berita

Membanggakan Indonesia, Ini Sosok yang Ikut Andil Sebagai Penemu Vaksin Astrazeneca Temani Dame Sarah Gilbert

Membanggakan Indonesia, Ini Sosok yang Ikut Andil Sebagai Penemu Vaksin Astrazeneca Temani Dame Sarah Gilbert

Sosok yang Ikut Andil Sebagai Penemu Vaksin Astrazeneca Temani Dame Sarah Gilbert--

Keputusan Sarah berpengaruh membuat harga vaksin AZ jauh lebih murah jika dibandingkan dengan merek lainnya. Berdasarkan beberapa sumber, biaya produksi untuk satu dosis vaksin ini hanya berkisar 4 dollar AS. Bandingkan dengan Moderna atau Pzifer yang mencapai puluhan dollar AS. 

Meski demikian, efikasi atau kemanjuran vaksin AstraZeneca cukup tinggi hingga 92 persen, termasuk mampu mencegah varian Delta yang dianggap paling berbahaya. AstraZeneca menyatakan baru akan menentukan harga setelah pandemi Covid-19 usai ketika semua kebutuhan telah tercukupi. 

BACA JUGA:Khasiat Daun Pandan Ampuh untuk Menjaga Kesehatan Saraf, Begini Cara Mengolahnya

3. Memperkenalkan semua anggota risetnya 

Sarah Gilbert memimpin tim riset khusus untuk mempercepat proses pengembangan vaksin Covid-19 karena urgensinya yang tinggi. Ketika mendapatkan apresiasi publik, ia tak ragu membagi kebanggaan tersebut kepada sejumlah anggota timnya. 

Dalam video yang dirilis Deutsche Bank, ia memperkenalkan anggota tim risetnya yang berasal dari berbagai latar belakang dan menekankan pentingnya kompetensi yang dimiliki oleh setiap individu. Salah satunya, Indra Rudiansyah, WNI yang sedang menempuh studi doktoral di Inggris.

BACA JUGA:Meski Berkhasiat untuk Kesehatan, Kondisi seperti Ini Tidak Disarankan Mengonsumsi Air Rebusan Daun Pandan

4. Berdedikasi pada ilmu pengetahuan 

Sebagai ahli vaksin Inggris, ia sangat berdedikasi dengan ilmu pengetahuan dengan fokus mengembangkan vaksin melawan influenza dan virus patogen.

Ia menyelesaikan studi ilmu biologi dari University of East Anglia (UEA) pada 198 dan melanjutkan studi doktoral di Universitas Hull dengan penelitian genetika dan biokimia dari Rhodosporidium toruloides. 

BACA JUGA:Ini Khasiat Daun Pandan untuk Pria, Salah Satunya Bisa Mengatasi Lemah Syahwat

Sepanjang hidupnya, ia berpartipasi dalam membuat sejumlah vaksin yang berbeda termasuk malaria dan MERS. Sarah juga mendirikan Vaccitech, perusahaan bioteknologi yang mengembangka vaksin dan imunoterapi untuk berbagai penyakit berbahaya termasuk kanker, hepatitis B, HPV, dan kanker prostat. 

BACA JUGA:Asam Urat Kambuh? Coba Pakai Rebusan Serai, Begini Cara Membuat dan Aturan Minumnya

5. Memimpin uji coba vaksin ebola 

Sarah sudah berpengalaman dalam menangani wabah, bukan hanya Covid-19. Ia sempat memimpin uji coba pertama vaksin Ebola, wabah yang sempat memburuk di Afrika, pada tahun 2014. Ia juga memiliki peran yang sama pada wabah MERS, sindrom pernapasan yang sempat merebak di wilayah Timur Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: