Iklan RBTV Dalam Berita

Dibangun Sejak Tahun 1911, Ini Dia Pesona Waduk Pertama di Indonesia

Dibangun Sejak Tahun 1911, Ini Dia Pesona Waduk Pertama di Indonesia

Waduk Pertama di Indonesia--

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Pesona waduk pertama di Indonesia, dibangun sejak tahun 1911, intip sejarah pendiriannya.
Waduk adalah danau alam atau danau buatan yang bertujuan untuk menyimpan air.

Waduk dapat dibangun di lembah sungai pada saat pembangunan sebuah bendungan atau penggalian tanah atau teknik konstruksi konvensional seperti pembuatan tembok atau menuang beton.

BACA JUGA:8 Waduk Paling Angker di Pulau Jawa, Punya Cerita Mistis yang Bikin Bulu Kuduk Berdiri

Istilah 'reservoir' dapat juga digunakan untuk menjelaskan penyimpanan air di dalam tanah seperti sumber air di bawah sumur minyak atau sumur air.
Sebelumnya, kata waduk ramai diperbincangkan oleh para netizen di Indonesia dalam beberapa waktu lalu, karena salah satu pasangan calon presiden membawa nama-nama waduk dalam bahan kampanyenya.
Jika berbicara waduk di Indonesia tentu terdapat ratusan yang tersebar di berbagai daerah. Tetapi, dari ratusan tersebut hanya sedikit yang tahu waduk pertama yang di bangun di Indonesia.
Lantas, apa waduk pertama di Indonesia?

BACA JUGA:6 Jurusan Kuliah untuk Kerja di Kapal Pesiar, Gajinya Besar dan Bisa Keliling Dunia

Waduk Pertama di Indonesia

Melalui unggahan di laman Instagram @infogrobogan.id  terungkap bahwa waduk yang kali pertama dibangun di Indonesia adalah Waduk Nglangon yang berlokasi di Desa Kradenan, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Bendungan yang satu ini sudah dibangun sejak 1911 dan selesai pada 1914. Berarti bendungan ini merupakan peninggalan dari masa kolonial Belanda.

Begini sejarah pendiriannya:

1. Proses Renovasi Tahun 1978 dan 1995
Waduk ini memiliki tinggi 14,80 meter di atas dasar sungai, 21 meter di atas galian, dan panjang 440 meter. Volume airnya pun berbeda-beda.
Saat musim hujan bisa mencapai 2,50 juta meter kubik dan normalnya volume air bendungan tersebut adalah 2,104 juta meter kubik. Bendungan ini mampu mengairi lahan pertanian yang luasnya mencapai 750,00 hektare (ha).

BACA JUGA:6 Jenis Terapi Stroke, Biasa Digunakan Dalam Proses Rehabilitasi

Bendungan Nglangon ini sudah mengalami dua kali proses renovasi. Renovasi yang pertama di tahun 1978 namun gagal sehingga bangunan reparasi dibongkar. Renovasi kedua terjadi pada 1995, renovasi saat itu berupa pemberian batu-batu sebagai penguat bendungan agar tidak terjadi kelongsoran akibat air waduk.
Pada 2012, kawasan waduk diberi fasilitas penerangan lampu di jalan di sekeliling bendungan. Selain itu dilakukan pula proses pengaspalan jalan. Pada 2019 silam, waduk ini diresmikan oleh Bupati Kabupaten Grobogan, Sumarni.
Sejak saat itu, bendungan Nglangon mengalami perubahan luar biasa di mana yang awalnya terbengkalai dan menjadi tempat pemancingan biasa, kini waduk tersebut menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Grobogan.

BACA JUGA:8 Waduk Paling Angker di Pulau Jawa, Punya Cerita Mistis yang Bikin Bulu Kuduk Berdiri

2. Sarana Tanam Paksa di Masa Hindia Belanda
Sementara itu, dikutip dari Espos.id, air yang ditampung dalam bendungan tersebut kemudian dialirkan ke aliran sawah-sawah petani untuk membantu perairan sawah mereka. Namun, sayangnya Pemerintah Hindia Belanda saat itu licik.
Alih-alih membangun bendungan yang diperuntukkan untuk warga sekitar tapi hasil panen dari pertanian rakyat selalu diambil oleh pemerintah Hindia Belanda dan para petani tidak diberikan apa pun.
Hal ini adalah salah satu metode tanam paksa yang diterapkan oleh pemerintah Hindia Belanda kepada rakyat pribumi kala itu. Pembangunan waduk ini tidak menggunakan alat-alat berat seperti sekarang, melainkan dengan cara manual dengan menggunakan tenaga manusia. Alat-alat yang digunakan saat itu di antaranya cangkul, sekop bambu, linggis dan lain sebagainya.

BACA JUGA:Arah dan Posisi Tempat Tidur yang Baik Menurut Islam, Kebiasaanmu Suka Hadap Mana?

Lagi-lagi, dalam pembangunan bendungan ini juga mengerahkan tenaga rakyat pribumi yang dikenal dengan sistem kerja rodi hingga banyak korban yang berjatuhan. Apakah mayat para korban kerja rodi pembangunan waduk dikuburkan massal di waduk tersebut? Hal ini masih menjadi misteri yang belum terjawab.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Waduk pertama di Indonesia ini, simak ulasan berikut mulai dari lokasi, rute, daya tarik, hingga fasilitas yang tersedia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: