Mitos Malam 1 Suro yang Diyakini Masyarakat Jawa, Dilarang Keluar Rumah hingga Menikah
Mitos Malam 1 Suro --
Perayaan Malam Satu Suro
Biasanya, pada malam satu Suro akan diadakan ritual iring-iringan rombongan masyarakat atau biasa disebut kirab pada malam satu Suro. Perayaan ini dilangsungkan di beberapa daerah di Jawa.
Di Solo, perayaan malam 1 Suro biasa dirayakan dengan adanya hewan khas kebo bule. Kebo bule bukan sembarang kerbau, melainkan Kebo Bule Kyai Slamet yang dianggap keramat oleh masyarakat dan termasuk pusaka penting milik keraton.
Berbeda dari Solo, perayaan malam 1 Suro di Yogyakarta biasanya identik dengan keris dan benda pusaka sebagai bagian dari iring-iringan atau kirab.
BACA JUGA:Dana Desa Kabupaten Yahukimo 2024, Ini Rincian Pembagian di 510 Desa
Selain itu, ada juga hasil kekayaan alam berupa gunungan tumpeng serta benda pusaka yang menjadi sajian khas dalam iring-iringan atau kirab.
Perayaan malam 1 Suro berfokus pada ketentraman batin dan keselamatan. Umumnya, pada malam 1 Suro, masyarakat berusaha untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan melakukan kebaikan-kebaikan sepanjang bulan Suro.
Sepanjang bulan Suro, masyarakat Jawa meyakini untuk terus bersikap eling (ingat) dan waspada. Eling memiliki arti bahwa manusia harus tetap ingat siapa dirinya dan di mana kedudukannya sebagai ciptaan Tuhan.
Sementara itu, waspada berarti manusia harus terjaga dan waspada dari godaan yang menyesatkan.
Demikianlah ulasan mengenai, Mitos malam satu Suro bagi Masyarakat Jawa, hindari pernikahan pada waktu ini.
Putri Nurhidayati
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: