Ini Alasan Kenapa BKKBN Ingin Setiap Pasangan Lahirkan Satu Anak Perempuan
Alasan BKKBN menganjurkan setiap keluarga memiliki anak perempuan--
Bagaimana suatu negara bisa mengalami pertumbuhan ekonomi kalau perusahaan-perusahaan tidak dapat merekrut cukup pekerja? Bagaimana tenaga kerja yang jumlahnya lebih sedikit ini mampu membiayai uang pensiun untuk populasi pensiunan yang jauh lebih besar?
Pertanyaan-pertanyaan ini membuat ahli ekonomi pemerintah meringis. Dalam upaya meningkatkan angka kelahiran, negara bisa mempermudah para perempuan untuk memiliki anak.
BACA JUGA:Daftar Promo KFC Bulan Juli 2024, Mulai dari Promo Paket Besar hingga Free Winger Bucket
Salah satu caranya adalah dengan menyediakan layanan penitipan anak yang lebih banyak, potongan pajak dan cuti hamil yang dibayar penuh dan durasinya lebih panjang.
Kebijakan-kebijakan tersebut dapat memperlambat penurunan angka kelahiran, tetapi jarang sekali bisa membalikkannya.
Sederhananya, semakin Anda mendidik perempuan, semakin mereka bekerja dan menabung, semakin baik kehidupan mereka.
Banyak perempuan yang lebih memilih untuk tidak mengambil risiko atas pendapatan dan prospek karier yang sering kali terjadi ketika menjadi seorang ibu. Akibatnya mereka punya lebih sedikit anak, atau tidak sama sekali.
BACA JUGA:Lebih Irit, Ini Perbandingan Jarak Tempuh Bengkulu-Palembang Lewat Tol dan Jalan Biasa
Pada dasarnya, ada dua cara yang dapat dilakukan suatu negara untuk mengatasi penurunan angka kelahiran. Yang pertama adalah membuat populasi tetap sehat dan bisa bekerja lebih lama, atau yang kedua imigrasi dalam skala besar.
Singapura adalah salah satu negara dengan populasi yang menua paling cepat di dunia. Negara ini memilih opsi pertama.
Menurut Direktur Eksekutif perdana Pusat Penelitian & Pendidikan Penuaan Singapura, Prof Angelique Chan, ada banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan usia pensiun dan pelatihan di usia paruh baya.
Begitu pula dengan mendorong perusahaan - yang harus menawarkan Anda bekerja kembali hingga batas usia 69 tahun - untuk mempekerjakan pekerja yang lebih tua.
Yang dimaksud Prof Chan dengan "pekerjaan kembali" di sini adalah pekerja lanjut usia (kalau mereka mau) dapat tetap bekerja setelah mencapai usia pensiun.
Saat ini usia pensiun di Singapura adalah 63 tahun, tetapi akan naik menjadi 64 tahun pada tahun 2026, dan menjadi 65 tahun pada 2030.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: