Aksi Boikot Konsumen RI Punya Daya Gedor Dahsyat, Mampu Gerus Produk Terafiliasi Israel, Ini Hasil Surveinya
Dampak boikot produk yang pro atau terafiliasi dengan Israel--
Survei yang melibatkan 15.000 konsumen di 15 negara menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat teratas bersama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) dalam hal aktivitas boikot terhadap merek-merek global yang terafiliasi dengan Israel.
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa di Indonesia, yang merupakan negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, satu dari dua warga menyatakan boikot terhadap merek-merek yang memiliki hubungan dengan Israel.
Di Arab Saudi, 72% responden memboikot merek yang dianggap mendukung Israel dalam konflik dengan Palestina, sementara di UEA angka tersebut mencapai 57%.
Implikasi Ekonomi dan Sosial
Hasil survei ini menunjukkan betapa kuatnya dampak aksi boikot konsumen di Indonesia terhadap penjualan produk-produk terafiliasi Israel.
Penurunan penjualan yang signifikan pada merek-merek global ini tidak hanya menunjukkan kekuatan solidaritas konsumen Indonesia, tetapi juga menggarisbawahi potensi pengaruh ekonomi dari gerakan sosial dan politik yang terkoordinasi.
BACA JUGA:Progres Tol Simpang Indralaya-Muara Enim Tahun 2024, Segini Tarif yang Diberlakukan
Selain itu, peralihan konsumen ke produk-produk lokal juga memberikan dampak positif bagi produsen dalam negeri.
Peningkatan penjualan produk lokal menunjukkan bahwa gerakan boikot ini tidak hanya berfungsi sebagai bentuk protes, tetapi juga sebagai dorongan untuk mendukung ekonomi lokal.
Aksi boikot konsumen di Indonesia terhadap produk-produk terafiliasi Israel memiliki dampak yang signifikan terhadap penjualan produk-produk tersebut.
Kampanye 'Eyes on Rafah' yang viral di media sosial memicu gerakan boikot ini, yang kemudian berdampak pada penurunan penjualan produk-produk multinasional yang terafiliasi dengan Israel dan peningkatan penjualan produk-produk lokal.
Survei Compas dan Edelman's Trust Barometer menunjukkan bahwa konsumen Indonesia memiliki kekuatan besar dalam menggerakkan perubahan melalui aksi boikot.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran konsumen terhadap isu-isu global, gerakan seperti ini diperkirakan akan terus berlanjut dan memberikan dampak yang signifikan di masa depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: