Iklan dempo dalam berita

7 Kontroversi Negara Arab Saudi, Izin Minuman Keras, Festival Dugem hingga Halloween Menuju Visi 2030

7 Kontroversi Negara Arab Saudi, Izin Minuman Keras,  Festival Dugem hingga Halloween Menuju Visi 2030

7 Kontroversi Negara Arab Saudi--

BACA JUGA:Innalillahi, Wapres RI ke-9 Hamzah Haz Meninggal Dunia, akan Dimakamkan di Bogor Siang Ini

4. Podcast Membahas Seks

Di Arab Saudi, setiap orang masih sulit untuk mendapatkan pendidikan seks di rumah dan di kelas. Namun, baru-baru ini muncul podcast berbahasa Arab yang membicarakan hal-hal tabu di Saudi, termasuk seks untuk menggebrak kesan konservatif tersebut.

Kerning Cultures merilis podcast 'Jasadi' atau 'Tubuhku' dengan tujuan menceritakan kisah yang selama ini tidak dapat diceritakan. Termasuk soal hal berbau seksual.

Jasadi adalah podcast terpopuler ketiga Kerning Culture. Lebih dari 70% pendengarnya adalah perempuan.

BACA JUGA:Geram, Warga Tumpahkan 4 Truk Sampah ke Kantor Bupati dan DPRD Sintang, Ini Penyebabnya

5. Lepas Cadar dan Abaya

Salah satu hal mencolok dari perubahan Arab Saudi adalah tidak ada lagi aturan segregasi dan praktik sosial yang ketat.

Menurut laporan The National, Januari lalu, para pelancong di Bandara Internasional King Khalid Riyadh terlihat mengantre bea cukai di jalur yang sama.

Selain itu, mayoritas perempuan pun terlihat tidak bercadar dan beberapa tidak menggunakan Abaya. Ini merujuk pakaian tradisional panjang yang biasa dipakai wanita di kawasan Teluk dan sempat wajib di Arab Saudi.

BACA JUGA:Viral! Papan Informasi Museum Adityawarman di Padang Sebut ‘Homo’, TikToker Ungkap Kesalahan Informasi

"Mengunjungi Arab Saudi secara keseluruhan adalah pengalaman yang berbeda pada 2008 dibandingkan saat ini, yaitu aturan ketat mengenakan abaya dan kerudung serta pemisahan jenis kelamin yang mencolok," kata seorang turis Mesir yang mengunjungi keluarga besarnya di Jeddah, Samia.

BACA JUGA:Pesona Agrowisata Desa Kelawi, Desa BRILiaN Hijau yang Terus Berinovasi di Bidang Lingkungan

Hal sama juga dikatakan salah satu pekerja di Dubai dan Abu Dhabi sejak 2008, Susan Parker. Parker mengatakan, sebagai perempuan asing yang belum menikah, sebelumnya dia tidak bisa mendapatkan visa pengunjung untuk pertemuan dengan klien di ibu kota, tetapi sekarang tidak lagi.

"Tidak ada kata sifat yang cukup besar untuk menggambarkan perubahan yang telah dilihat Riyadh," ujarnya terkejut melihat Riyadh kini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: