Ini Faktor Penyebab Kenaikan Harga Kopi, Begini Prediksi Harga Kopi di Tahun 2025
Ini Faktor Penyebab Kenaikan Harga Kopi, Begini Prediksi Harga Kopi di Tahun 2025--Foto: ist
BACA JUGA:Catat, Ini 4 Cara agar Tanaman Kopi Cepat Berbuah Lebat, Dijamin Hasilnya Maksimal
Permintaan akan kopi Robusta semakin meningkat seiring dengan beralihnya pemanggang kopi Arabika ke biji kopi yang lebih murah. Robusta biasanya digunakan untuk membuat kopi instan tetapi juga semakin banyak ditambahkan ke campuran kopi sangrai yang didominasi arabika.
Data bea cukai menunjukkan ekspor kopi Vietnam pada Juni hanya berjumlah 70.202 ton, menjadikan total kumulatif pada paruh pertama tahun ini menjadi 893.820 ton, turun 11,4 persen dari tahun sebelumnya.
"Kinerja ekspor Vietnam yang lebih rendah selama Juni terus mencerminkan ketatnya kondisi pasar internal di negara penghasil kopi Robusta terbesar ini,” kata Pedagang kopi I & M Smith, dilansir Business Times, Rabu, 10 Juli 2024.
BACA JUGA:Efektif! Ini Cara Mengendalikan Hama Tanaman Kopi agar Tidak Rugi
Produksi kopi di Vietnam meningkat hampir tiga kali lipat selama dua dekade pertama abad ini, mencapai puncaknya pada 31,58 juta kantong 60 kg pada musim 2022, menurut data Departemen Pertanian AS (USDA).
Namun, beberapa musim terakhir petani kopi Vietnam menghasilkan panen yang lebih kecil dengan panen terakhir yang diperkirakan oleh USDA sebesar 29 juta kantong. Penurunan lebih lanjut diperkirakan terjadi pada musim 2025.
Petani kopi Vietnam tahun ini dilanda kekeringan terburuk dalam hampir satu dekade terakhir, sehingga melemahkan prospek panen berikutnya yang akan berlangsung sekitar November.
BACA JUGA:Harga Kopi Mahal, Anggota PPS Ini Memilih Mundur dan Sibuk Panen
Prediksi Harga Kopi di Tahun 2025
Pergerakan harga kopi diprediksi masih akan terus mengalami kenaikan hingga pertengahan 2025. Ramalan kenaikan harga kopi itu sejalan dengan kelangkaan pasokan dari para produsen utama. Pelanggan di Eropa akan membayar lebih banyak lagi untuk kafein yang mereka konsumsi sejalan dengan berlakunya peraturan baru mengenai deforestasi. “Perkiraan akan kembali terjadinya kekurangan produksi di Vietnam, yang merupakan produsen utama kopi robusta di dunia, memicu lonjakan harga berbagai jenis biji kopi yang digunakan dalam campuran kopi dan espresso,” ujar Ketua Luigi Lavazza SpA Giuseppe Lavazza dilansir dari Bloomberg.
Lavazza mengungkapkan kondisi panen yang buruk menyebabkan para roaster harus membayar US$1.000 di atas harga berjangka untuk biji kopi Vietnam. Kondisi itu belum pernah terjadi dalam sejarah industri kopi.
“Dan yang sangat istimewa adalah efek jangka panjangnya,” jelasnya. Riset Tuan Loc Commodities, lembaga yang berbasis di Ho Chi Minh, Vietnam sebelumnya menunjukkan bahwa secara keseluruhan, daerah penghasil kopi dilanda cuaca panas dan kondisi yang kering. Hal itu tentu sangat memengaruhi kuantitas dan kualitas produksi kopi.
BACA JUGA:8 Manfaat Masker Kopi untuk Kecantikan, Begini Cara Membuatnya, Cantik Alami Tanpa Merkuri
"Meskipun kita masih berada di musim kemarau dan cuaca ini tidak terduga, patut dicatat bahwa curah hujan berada pada kisaran terendah dalam rentang 10 tahun, dan suhu berada pada sisi yang lebih tinggi," tertulis dalam riset Tuan Loc Commodities. Turunnya produksi kopi Vietnam mendorong lonjakan harga kontrak berjangka robusta di bursa komoditas London, yakni naik lebih dari 50% tahun lalu, dan kini mencapai level tertinggi sejak 2008.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: