Iklan dempo dalam berita

Bos Batik Sebar Uang Rp 35 Juta dari Balkon Rumah, Warga Ramai Berebut dan Berakhir Ricuh!

Bos Batik Sebar Uang Rp 35 Juta dari Balkon Rumah, Warga Ramai Berebut dan Berakhir Ricuh!

Bos batik berbagi uang hingga jatuh korban--

Mereka mengakui bahwa acara ini digelar sebagai bagian dari tradisi dundunan, sebuah syukuran untuk merayakan momen spesial dalam keluarga. Meskipun acara tersebut berujung ricuh, mereka tetap ingin melanjutkan tradisi ini di masa depan.

“Kami sebar uang sekitar Rp35 juta dalam rangka syukuran. Ini sudah menjadi tradisi untuk acara potong rambut anak 40 hari. Walau sempat terjadi insiden, kami sudah siap bertanggung jawab,” ujar Ubaidillah.

Ia menambahkan bahwa mereka telah membuat surat pernyataan bermaterai untuk menanggung segala risiko yang terjadi akibat acara tersebut, termasuk kerusakan fasilitas publik dan cedera yang dialami warga.

BACA JUGA:Pemuda Ulak Tanding Babak Belur, Tertangkap Tangan Mencuri Motor di Desa Suban Ayam

Dalam penjelasannya, Ubaidillah menyebutkan bahwa uang disebar di enam titik, salah satunya di depan rumah mereka. 

Ia juga mengakui bahwa pihak kepolisian sudah memperingatkan agar acara tidak dilanjutkan, namun mereka tetap melaksanakannya karena tradisi ini telah dinantikan oleh banyak warga.

“Kami nggak nyangka bakal viral seperti ini. Massa yang datang memang banyak, tapi Alhamdulillah acara lancar dan aman meski sempat ada insiden,” imbuhnya.

Tradisi yang Harus Dikaji Ulang

Tradisi udik-udikan di Pekalongan, yang melibatkan aksi tebar uang kepada warga, memang telah berlangsung selama bertahun-tahun. 

Meski bertujuan mulia untuk berbagi rezeki, kenyataan di lapangan seringkali menunjukkan bahwa tradisi ini berpotensi menimbulkan kericuhan, cedera, dan bahkan ancaman keselamatan jiwa.

BACA JUGA:Pemain Timnas Indonesia Thom Haye Calon Pemain Termahal di Klub Almare City, Intip Profilnya

Kasus tebar uang yang dilakukan oleh Ubaidillah dan Romadhon menjadi pelajaran bagi masyarakat dan pihak berwenang untuk mengkaji ulang tradisi ini. 

Pihak kelurahan dan kepolisian sudah berupaya keras untuk mencegah terjadinya kericuhan, tetapi karena banyak warga yang sudah menantikan acara tersebut, tradisi ini tetap dilaksanakan.

Sebagai bentuk ke depan, mungkin perlu ada aturan yang lebih tegas atau pengaturan yang lebih baik agar tradisi udik-udikan bisa dilaksanakan dengan aman tanpa menimbulkan kericuhan. 

BACA JUGA:Rekomendasi Sepeda Lipat Berkualitas, Harga di Bawah Rp500 Ribu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: