Seorang Karyawan Meninggal Dunia Diduga saat Bekerja, Apa Penyebabnya?
Karyawan Meninggal Dunia --
NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Seorang karyawan meninggal dunia diduga saat sedang bekerja, apa penyebabnya?
Belum lama ini, sebuh kisah seorang karyawan yang meninggal dunia diduga saat bekerja menjadi perbincangan hangat.
Kematian karyawan bernama Anna, yang diduga akibat stres kerja yang berkepanjangan, telah membuka wacana lebih luas tentang dampak buruk budaya kerja yang menuntut jam kerja panjang dan tekanan kerja yang berat.
Anna Sebastian Perayil bekerja sebagai akuntan berizin di SR Batliboi, sebuah perusahaan anggota EY Global yang beroperasi di kota Pune, India.
BACA JUGA:13 Tsunami di Indonesia yang Sudah Terjadi, Sapuan Air Laut Tewaskan 36.000 Jiwa
Kejadian tersebut karena beban kerja berlebihan telah menjadi viral dan memicu perdebatan terkait budaya kerja di beberapa perusahaan besar.
Kota Pune terletak di negara bagian Maharashtra di bagian barat India. Sebagai seorang profesional muda yang baru saja memulai kariernya, Anna dihadapkan pada tekanan pekerjaan yang tidak ringan.
Dalam pernyataan yang dibuat oleh ibunya, Anita Augustine, beban kerja yang tinggi, jam kerja yang panjang, dan lingkungan kerja baru telah membebani kondisi fisik, mental, dan emosional Anna.
Pada bulan Juli, hanya beberapa bulan setelah mulai bekerja, Anna mengeluhkan sakit di bagian dada. Ibunya membawanya ke dokter, yang meresepkan obat antasida dan mengonfirmasi bahwa Anna mengalami kelelahan akibat kurang tidur dan makan yang tidak teratur.
BACA JUGA:10 Cara Mudah Memutihkan Ketiak, Bisa Pakai Kentang atau Kunyit
Meskipun demikian, Anna tetap melanjutkan pekerjaannya, bahkan bekerja hingga larut malam di akhir pekan tanpa jeda yang cukup untuk istirahat. Akibatnya, kesehatannya terus memburuk, dan akhirnya ia meninggal dunia.
Dalam surat yang ditulis oleh ibunya kepada pimpinan EY India, Augustine menyoroti bagaimana pengalaman putrinya menunjukkan budaya kerja yang mengagungkan kerja berlebihan tanpa memperhatikan kesejahteraan karyawan.
"Ini bukan hanya tentang putri saya, tetapi tentang semua profesional muda yang bergabung dengan EY dengan harapan besar, hanya untuk dihancurkan oleh ekspektasi yang tidak realistis," tulis Augustine.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: