Seorang Karyawan Meninggal Dunia Diduga saat Bekerja, Apa Penyebabnya?
Karyawan Meninggal Dunia --
Kisah Anna tidak hanya memancing reaksi dari karyawan EY, tetapi juga dari para profesional lain yang bekerja di perusahaan akuntansi besar lainnya yang dikenal sebagai "The Big Four", yaitu Deloitte, PwC, KPMG, dan EY.
Mereka mulai berbagi pengalaman serupa tentang hari-hari kerja yang panjang, beban kerja yang berlebihan, serta minimnya dukungan dari manajer terkait bagaimana menangani tekanan dan stres pekerjaan.
Seorang mantan karyawan KPMG, misalnya, menceritakan bagaimana dia harus tetap bekerja meskipun dalam kondisi sakit karena Covid-19, dengan tekanan dari manajernya untuk menyelesaikan pekerjaan meskipun telah menyerahkan bukti tes positif Covid-19.
Situasi ini mencerminkan realitas pahit yang dihadapi oleh banyak profesional muda di industri yang sangat kompetitif.
BACA JUGA:Daftar 6 Gempa Bumi Terdahsyat yang Pernah Guncang Indonesia, Setara dengan Megathrust?
Budaya kerja berlebihan yang didorong oleh target yang tinggi dan ekspektasi yang tidak realistis sering kali mengorbankan kesehatan fisik dan mental karyawan.
Perusahaan-perusahaan besar seperti EY, KPMG, dan Deloitte perlu lebih memperhatikan kesejahteraan karyawan mereka dan mengambil langkah-langkah nyata untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan manusiawi.
Kematian Anna Sebastian Perayil seharusnya menjadi pengingat bagi perusahaan-perusahaan di seluruh dunia bahwa di balik angka dan target, ada manusia yang bekerja dengan segala keterbatasan fisik dan emosional.
Tidak ada pekerjaan yang seharusnya memakan nyawa seseorang, dan sudah saatnya budaya kerja yang merusak ini dihentikan.
Sheila Silvina
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: