Iklan RBTV Dalam Berita

Ngeri, Begini Cara Mafia Narkotika Selundupkan 84 KG Kokain yang Digagalkan TNI AL

Ngeri, Begini Cara Mafia Narkotika Selundupkan 84 KG Kokain yang Digagalkan TNI AL

Penyelundupan kokain di perairan selat malaka--

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Mantap! TNI AL temukan dan gagalkan penyelundupan 84, 75 kilo kokain dan sabu di 2 wilayah berbeda.

TNI Angkatan Laut (AL) kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga keamanan laut Indonesia.

Kali ini, mereka berhasil menggagalkan dua upaya penyelundupan narkoba jenis kokain dan sabu dalam waktu yang berdekatan di dua lokasi berbeda. 

Total 86,4 kilogram narkoba berhasil diamankan dalam operasi ini, dengan penyelundupan kokain terjadi di perairan Pulau Berhala, Sumatera Utara, dan sabu ditemukan di Pulau Sebatik, Kalimantan Utara.

BACA JUGA:Kondisi Mabuk, Rupanya Ini Motif Oknum Pengacara Tembak Rekannya di Dalam Mobil

Penangkapan Kokain di Pulau Berhala

Pada 16 September 2024, TNI AL menemukan dua bungkus besar kokain seberat 84,75 kilogram yang mengapung di perairan Pulau Berhala. 

Menurut keterangan Panglima Komando Armada Republik Indonesia (Pangkoarmada RI) Laksamana Madya (Laksdya) TNI Denih Hendrata, kokain tersebut ditemukan saat TNI AL melakukan patroli rutin. 

Kokain yang ditemukan dalam kondisi mengapung di laut ini dibungkus rapat dan diberi pelampung serta sinker agar tetap berada di lokasi tertentu di lautan, menunggu untuk diambil oleh kurir.

BACA JUGA:7 Ide Bisnis Kecil tapi Perputarannya Cepat, Tertarik Coba?

Denih menjelaskan bahwa penyelundupan narkoba di wilayah perairan Indonesia sangat rentan terjadi karena Indonesia merupakan negara kepulauan dengan ribuan pulau. 

Kondisi geografis ini membuka peluang bagi para penyelundup untuk menggunakan jalur laut sebagai rute utama penyelundupan barang haram tersebut. 

Oleh karena itu, kerjasama antar institusi dan penguatan teknologi pemantauan menjadi kunci dalam memerangi penyelundupan.

"Kita harus tetap waspada, karena dihadapkan pada konstelasi geografis wilayah Indonesia, penyelundupan dapat terjadi dari mana saja. Tanpa kerjasama informasi dan operasi, upaya ini tentu sulit dilaksanakan," ujar Denih dalam konferensi pers yang digelar di Markas Komando Armada, Jakarta Pusat, pada Kamis, 19 September 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: