Iklan RBTV Dalam Berita

Kisah Alfin Dwi Novemyanto, Anak Pemulung yang Sukses Kuliah hingga S2 di UGM

Kisah Alfin Dwi Novemyanto, Anak Pemulung yang Sukses Kuliah hingga S2 di UGM

Kisah Inspiratif --

Perjalanan Alfin menuju beasiswa LPDP dimulai ketika ia masih menjadi mahasiswa baru di Universitas Terbuka (UT) dengan jurusan Ilmu Hukum.

Saat itu, Alfin mendapatkan kesempatan untuk menjadi delegasi dari kampusnya di sebuah acara nasional yang diselenggarakan di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Di acara tersebut, Alfin mengikuti seminar tentang beasiswa, termasuk informasi mengenai LPDP.

Kesempatan ini menjadi titik awal bagi Alfin untuk mengetahui lebih lanjut tentang program beasiswa tersebut. Setelah menyelesaikan studi S1, Alfin mendengar bahwa pendaftaran beasiswa LPDP sedang dibuka.

BACA JUGA:30 Anggota DPRD Seluma Mulai Jalani Masa Orientasi, Wujudkan Pemerintahan yang Bersih dan Transparan

Namun, kondisi keuangan yang belum mencukupi membuatnya sempat ragu untuk mendaftar.

"Saya masih sempat mengurungkan diri untuk tidak mendaftar karena keadaan ekonomi yang belum cukup, khususnya untuk mencari berkas administrasi pendaftaran," kenangnya.

Beruntung, ada seseorang yang dengan kebaikan hati membantu Alfin untuk membiayai kebutuhan administrasi beasiswa. Berkat bantuan tersebut, Alfin akhirnya bisa melengkapi seluruh berkas pendaftaran meskipun hanya tersisa beberapa hari sebelum batas waktu pengiriman.

BACA JUGA:Nomor Urut 1 di Pilkada Kota Bengkulu 2024, Paslon Dani Hamdani - Sukatno (DISUKA) Siap Menang

Tantangan dalam Proses Pendaftaran

Meski mendapatkan bantuan, perjalanan Alfin untuk mendapatkan beasiswa LPDP tidaklah mudah. Ia menghadapi banyak kendala, terutama waktu yang sangat terbatas untuk menyelesaikan semua persyaratan.

Beberapa tantangan di antaranya adalah mengisi biodata yang baru diselesaikannya tiga hari sebelum tenggat waktu pendaftaran, serta mengikuti Test of English as a Foreign Language (TOEFL) hanya dua hari sebelum waktu pendaftaran berakhir.

Selain itu, Alfin juga harus menulis esai yang menjadi syarat utama beasiswa. Ironisnya, ia baru menyelesaikan esai tersebut satu hari sebelum tenggat waktu.

"Tidak ada bimbingan dalam pembuatan esai. Saat Tes Bakat Skolastik (TBS), saya tidak sempat belajar, alhamdulillah bisa dapat poin cukup besar, yakni 190. H-1 Tes Substansi Wawancara diniati belajar karena belum ada persiapan sama sekali," ungkapnya.

BACA JUGA:Nomor Urut 1 di Pilkada Kota Bengkulu 2024, Paslon Dani Hamdani - Sukatno (DISUKA) Siap Menang

Masalah lain juga sempat muncul ketika akun Instagram milik Alfin yang sudah lama berkembang malah terkena banned menjelang hari tes substansi wawancara. Meski merasa kecewa, hal itu tidak menghentikannya untuk terus berjuang dan fokus pada tujuannya meraih beasiswa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: