Iklan RBTV Dalam Berita

Ini Bahayanya jika Kecanduan Video Pendek dan Begini Cara Mencegahnya

Ini Bahayanya jika Kecanduan Video Pendek dan Begini Cara Mencegahnya

bahaya kecanduan video pendek--

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Ini bahayanya jika kecanduan video pendek dan begini cara mencegahnya.

Video pendek adalah sebuah hiburan yang kerap ditonton kita di media sosial seperti TikTok dan Instagram. 

Sebenarnya, ada dua pandangan dalam pengartian video pendek. Pandangan pertama menyebut bahwa video pendek adalah video dengan durasi maksimal 60 detik alias 1 menit.

BACA JUGA:3 Dampak Kecanduan Media Sosial, Nomor 2 Banyak yang Tidak Menyadari

Pandangan kedua menyebut bahwa video pendek bisa sampai durasi 3 menit.

Video pendek saat ini sedang menjadi trend dikalangan anak yang penyuka media sosial, sebab kerap menjadi video yang bernilai tinggi atau menjual.

Menjual disini dalam arti lebih banyak dilihat daripada video yang berdurasi sedikit lebih panjang.

Namun ternyata, dilansir dari detik.com, sebuah studi yang terbit di Frontiers pada 27 Juni 2024 lalu mengungkapkan bahwa adanya keterkaitan antara kebiasaan menonton video pendek dengan fungsi perhatian dan pengendalian diri. 

BACA JUGA:Ngeri, Ini 7 Dampak Kencaduan Game Online yang Harus Diwaspadai, Simak Tips Mengatasinya

Hal ini tentu menjadi dampak dari menonton sebuah video pendek. Singkatnya, orang yang cenderung sering menonton video pendek ini akan mudah terganggu perhatiannya dan pengendalian dirinya.

Menurut peneliti tersebut, terlepas dari manfaat media sosial, ada kesenjangan yang nyata dengan dampak buruk menonton video pendek terlalu sering terhadap fungsi kognitif otak.

Dalam penelitian sebelumnya pada remaja, diketahui bahwa penggunaan ponsel secara berlebihan, termasuk video berdurasi pendek, dapat menyebabkan penarikan diri dari pergaulan dan memengaruhi keterampilan interpersonal yang normal.

BACA JUGA:Fakta dan Dampak Gempa Sesar Garsela yang Goncang Kabupaten Bandung hingga 5,0

Namun tak hanya itu, masih dari sumber yang sama, para peneliti dari Zhejiang University dan Hangzhou City University menganalisis data electroencephalogram (EEG) 48 peserta untuk mengetahui dampak yang terjadi pada saraf dan otak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: