Iklan RBTV Dalam Berita

Rupanya Ini Penyebab Kucing Mati Massal di Kota Malang, Bagi yang Punya Anabul Harus Lebih Waspada

Rupanya Ini Penyebab Kucing Mati Massal di Kota Malang, Bagi yang Punya Anabul Harus Lebih Waspada

Pemilik anabul harus waspada, ini penyebab kucing mati massal di Kota Malang--

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Dispangtan ungkap ini penyebab kucing mati massal di Kota Malang. 
Misteri penyebab 16 kucing mati massal di Kelurahan Sawojajar, Kedungkandang, Kota Malang mulai menemui titik terang.

Seperti diketahui meskipun termasuk kedalam hewan karnivora, kucing menjadi salah satu hewan yang paling banyak dipelihara masyarakat.
Namun beberapa hari lalu sempat viral ada belasan ekor kucing mati mendadak di Jalan Danau Maninjau Barat 1 Blok B1, Kelurahan Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.

BACA JUGA:Terekam Kamera Detik-detik Seorang Pria Lakukan Aksi Bundir Dihadapan Anak Kecil

Belasan kucing yang mati mendadak ini secara beruntun sejak Sabtu (5/10) sampai Kamis (10/10). 
Sebelum kucing-kucing mati, sebagian menunjukkan ciri kejang-kejang, mengeluarkan busa dari mulut dan pada akhirnya tubuhnya kaku.

Kejadian ini pun sontak menjadi perhatian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang. Dispangtan menyebut, matinya kucing mengarah pada keracunan.
Adapun, dilansir dari laman detik.com, berikut ini adalah titik terang teka-teki penyebab kematian kucing-kucing di Kota Malang.

BACA JUGA:Daftar 4 Game Penghasil Crypto Terbaik 2024, Cocok untuk Penghasilan Tambahan

Kepala Dispangtan Kota Malang Slamet Husnan Hariyadi mengatakan, petugas bidang peternakan dan kesehatan hewan telah datang ke lokasi belasan kucing mati di Jalan Maninjau Barat blok B-1 RT 1-4, RW 8 Kelurahan Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
"Kami dengan Bhabinkamtibmas dan perwakilan kelurahan berkunjung ke lokasi kemarin (15/10). Yang datang teman-teman bidang peternakan dan kesehatan hewan. Mereka mencari informasi dari pemilik-pemilik kucing (yang mati)," ujar Slamet, Rabu (16/10/2024).
"Dari informasi yang didapat, ada kucing mati mendadak bersamaan terjadi beberapa waktu lalu dengan ciri-ciri mulut berbusa, ada juga yang tidak berbusa, ada juga yang kejang-kejang dan akhirnya mati.

BACA JUGA:Proyek Pasar Inpres Gagal Konstruksi, Kejari Kaur Kembali Tetapkan 2 Tersangka Baru, Begini Perannya

Dari ciri-ciri kejang-kejang, mengerang dan berbusa itu mengarahnya ke keracunan," sambung Slamet.
Kendati demikian, Slamet tidak bisa memberikan penjelasan secara detail terkait racun jenis apa yang membuat kucing-kucing tersebut mati. 
Sebab, pihaknya tidak bisa mengambil sampel karena kejadian sudah lama dan seluruh bangkai kucing sudah dikubur.
"Itu kejadiannya sudah lama dan sudah dikuburkan. Kami juga tidak bisa memastikan apakah kucing-kucing ini mati karena keracunan atau diracun," terangnya.
"Atas adanya kejadian tersebut, kami mensosialisasikan bahwa pemilik hewan peliharaan sebisanya membuat kandang dan hewan peliharaannya tidak dilepasliarkan. Terkadang seperti kucing ketika dilepaskan membuat warga lain tidak nyaman," imbuhnya.

BACA JUGA:Terbukti Membayar, Ini 7 Rekomendasi Game Penghasil Bitcoin, Tertarik Coba?

Sementara itu, Dokter Hewan Forensik dari Klinik Hewan Satwa Sehat Malang Dr drh Albiruni Haryo mengatakan kejadian kucing mati massal diduga karena keracunan sudah cukup sering terjadi di wilayah Kota Malang.
"Beberapa kali saya mendampingi, sampel dari hewan itu harus segera diambil dari lambung, organ-organ terkait diambil dan dianalisa. Kebetulan di klinik kami bisa," kata dia.

BACA JUGA:Sosok Bastian Sihombing, Korban HP Meledak saat Dicas yang Sempat Bertahan 4 Hari

Albiruni pun mengaku sudah beberapa kali menangani persoalan serupa dan mendorong warga maupun pemilik kucing untuk melaporkan persoalan tersebut kepada pihak berwajib.
Dengan harapan persoalan ini tidak berhenti di tengah jalan dan bisa ditindaklanjuti.

Sebab, kejadian kucing mati massal diduga karena keracunan sudah cukup sering terjadi di wilayah Kota Malang.
"Beberapa kali saya mendampingi, sampel dari hewan itu harus segera diambil dari lambung, organ-organ terkait diambil dan dianalisa. Kebetulan di klinik kami bisa," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: