Jurus Maut Sri Mulyani Digempur Keramik Murah Asal China, Ini Tarif Anti Dumping yang Dikenakan dan Aturannya
Tarif anti dumping keramik impor--
Tarif ini merupakan tambahan dari bea masuk umum (most favoured nation) atau bea masuk preferensi berdasarkan perjanjian atau kesepakatan internasional yang telah dikenakan.
BACA JUGA:Profil Abdullah Al Noaimi, Selebgram Bahrain yang Lecehkan Lagu Kebangsaan Indonesia
Tanggapan Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia
Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto buka suara soal langkah Sri Mulyani menerbitkan PMK 70 tahun 2024.
Dia mengapresiasi kehadiran dan keberpihakan pemerintah dalam melindungi industri keramik nasional dari tindakan kecurangan perdagangan berupa dumping dari keramik impor asal China.
BACA JUGA:Disiplin Berlalu Lintas, Ini Titik Lokasi Razia Operasi Zebra 2024 di Indragiri Hilir
Namun dia menggarisbawahi besaran bea masuk anti dumping yang ditetapkan Sri Mulyani masih jauh dari aspirasi yang disampaikan oleh pihaknya selama ini.
“Kami tetap memandang positif meskipun besaran BMAD yang ditetapkan hanya berkisar 35%-50%, di mana besaran tarif tersebut masih di bawah harapan Asaki yang bisa menyerupai negara-negara lain seperti Mexico dan Amerika Serikat dengan besaran diatas 100%,” kata Edy dalam keterangannya.
BACA JUGA:Ini Titik Lokasi Operasi Zebra Lancang Kuning 2024 di Siak, Pelanggar Bisa Didenda hingga Rp 1 Juta
Menurut Edy, kehadiran bea masuk anti dumping ini akan menjadi awal kebangkitan industri keramik nasional yang telah dihantam praktik dumping diharapkan peraturan ini dapat segera memulihkan tingkat utilisasi produksi keramik nasional yang saat ini berada di level 63% dapat beranjak naik ke level 67-68% di akhir tahun 2024.
“Asaki memasang target utilisasi produksi nasional tahun 2025 di level 80% dan tahun 2026 di kisaran level 90%,” jelas Edy.
BACA JUGA:Cara Melihat Skor Hasil Tes SKD CPNS 2024, Pantau Skor Seleksimu di Link Ini
Utuk diketahui, kapasitas produksi terpasang industri keramik nasional menempati peringkat 4 besar produsen keramik dunia sebesar 675 juta meter persegi per tahun, di bawah China, India dan Brazil.
Namun, secara kapasitas produksi aktual industri di Indonesia masih tertinggal dan berada di nomor 8 besar dunia. Asaki menargetkan tahun 2025 bisa masuk sebagai Top 5 Manufacturing Countries versi Ceramic World Review.
BACA JUGA:Jangan Bingung, Begini Cara Bayar Denda saat Kena Tilang di Luar Kota, Mudah dan Cepat
Itulah tadi mengenai tarif anti dumping keramik impor China, yang sudah ditetapkan oleh Sri Mulyani.
(Nutri Septiana)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: