Profil Nelson Tansu, Anak Medan yang Jadi Profesor Termuda di Amerika Serikat
Profil Nelson Tansu--
Ia juga mengabdi menjadi asisten profesor hingga profesor tetap di universitas tersebut selama 17 tahun yaitu pada Juli 2003-Januari 2021.
BACA JUGA:Motif Ayah Tega Sandera Anaknya yang Berusia 7 Tahun di Pasar Minggu
Sebagai profesor muda, ia mengajar mahasiswa tingkat S2, S3, dan post doctoral. Sejak Januari tahun 2021 hingga saat ini, dirinya tengah menjabat sebagai Head of School & Prof. School of Electrical and Mechanical Engineering dan Profesor Quantum Electronics di Universitas Adelaide, Australia.
Penelitian Profesor Nelson Tansu
Penelitian Prof. Nelson Tansu diantaranya meliputi nanoelektronika, perangkat kuantum, fotonik, laser semikonduktor, teknologi LED, sistem bimedis, pembelajaran mesin/kecerdasan buatan (AI), dan masih banyak lagi.
Melansir dari laman detik.com, penemuan lampu LED dan laser menjadi penemuannya yang cukup besar berdampak bagi masyarakat dan perusahaan.
Prof. Nelson Tansu juga telah mendapat 13 penghargaan di luar negeri, seperti menjadi fellow terpilih tahun 2016 dari US National Academy of Inventors (NAI Fellow).
Kemudian, pada tahun 2020 ia terpilih menjadi IEEE Fellow, dan tahun 2018 terpilih dari Clarivate Analytics Highly Cited Researcher. Ia juga menerima penghargaan Forward Under 40 untuk Alumni Muda Berprestasi, Universitas Wisconsin-Madison tahun 2010.
BACA JUGA:Nasib Apes Maling Motor di Kontrakan, Kabur ke Semak-semak hingga Tewas Dihajar Massa
Selanjutnya, mendapat penghargaan makalah terbaik tentang Nano Photonics – IEEE Photonics Global Conference 2008, IEEE – Lasers and Electro-Optics Society (LEOS) [saat ini IEEE Photonics Society].
Kemudian, 3 penemuan ilmiahnya telah dipatenkan di Amerika Serikat yakni bidang semiconductor nanostructure optoelectronics devices dan high power semiconductor lasers. Ia juga memiliki buku teks atau buku pegangan wajib bagi mahasiswa S1 di Amerika.
Ia sangat senang membaca biografi fisikawan sejak Sekolah Dasar. Menjadi dosen di Amerika Serikat merupakan impiannya sejak kecil. Namun, menjadi profesor muda di usia 25 tahun tidak pernah ia bayangkan.
BACA JUGA:Motif Ayah Tega Sandera Anaknya yang Berusia 7 Tahun di Pasar Minggu
Beberapa Universitas Jepang secara langsung meminta Nelson untuk kembali ke Jepang dan mengajar di sana karena mengira Nelson berasal dari negara sakura tersebut.
Namun, Nelson dengan sangat bangga menjelaskan bahwa dirinya bukan orang Jepang, melainkan orang Indonesia.
Prof. Nelson berjanji akan kembali ke Indonesia jika Pemerintah Indonesia sangat membutuhkannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: