Daftar Nama Pahlawan Revolusi Indonesia, Gugur di Peristiwa G30S/PKI, Siapa Saja?
Pahlawan Revolusi Indonesia--
Pada saat peristiwa G30S/PKI, M.T. Haryono ditangkap di kediamannya dan menjadi korban kekejaman gerakan tersebut.
Haryono pernah mengeyam pendidikan sekolah tinggi kedokteran Ika Dai Gakko, namun tidak sampai selesai karena Jepang sudah menyerah.
Setelah Indonesia merdeka, ia pernah bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sebagai Mayor. Setelah itu, ia diangkat sebagai Deputi III Panglima Angkatan Darat Jenderal Ahmad Yani divisi pembinaan dan perencanaan.
BACA JUGA:Mengejutkan, Video Pidato Wapres Gibran Rakabuming Trending di YouTube
5. Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo
Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo lahir di Kebumen pada 28 Agustus 1922. Sutoyo sebagai perwira yang bertugas di bidang hukum militer yakni Inspektur Kehakiman Jenderal/Oditur Angkatan Darat.
Ia juga menjadi salah satu penentang dalam pembentukan angkatan kelima, sehingga menjadi korban penculikan dan pembunuhan dalam peristiwa G30S/PKI.
Sutoyo berhasil menyelesaikan pendidikan AMS, lanjut ke sekolah pendidikan pegawai negeri di Jakarta. Setelah lulus, ia menjadi pegawai pemerintah di Purworejo dan tahun 1944 berhenti.
Setelah berhenti, ia memilih bergabung dalam satuan polisi TKR. Kemudian dipercayai menjabat komandan polisi militer dari Jenderal Gatot Subroto. Ia menjadi kepala staf Markas Besar Polisi Militer, lalu mendapat tugas menjadi asisten atase militer di kedubes Indonesia di Inggis.
Sutoyo selesai bersekolah di staf dan komando Bandung pada 1960. Ia diangkat menjadi Inspektur Kehakiman Angkatan Darat dan tak lama menjadi Inspektur Kehakiman/Jaksa Militer Utama dan naik pangkat sebagai Brigadir Jenderal TNI.
BACA JUGA:Sah! Prabowo Bubarkan Satgas UU Cipta Kerja, Apa Alasannya?
6. Mayor Jenderal D.I. Panjaitan
Mayor Jenderal Donald Izacus Panjaitan, lahir di Balige, Sumatera Utara, pada 9 Juni 1925. Ia merupakan tokoh militer yang dihormati karena kedisiplinannya. Selain itu, D.I. Panjaitan juga dikenal sebagai seorang yang religius.
Sampai akhir hayatnya, ia menjabat menjadi asisten IV Panglima Angkatan Darat. Ia diculik dan dibunuh di depan keluarganya oleh anggota G30S/PKI.
Awalnya Panjaitan pernah menjadi tentara sukarela anggota Gyugun di Pekanbaru. Tahun 1945, ia bergabung bersama TKR dan menjadi komandan batalyon. Setelah dua tahun kemudian, ia diamanatkan sebagai Komandan Pendidikan divisi IX/Banteng Bukittinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: