Iklan RBTV Dalam Berita

Sinyal Baru Kebijakan Subsidi Motor Listrik 2025, Ini Mekanismenya

Sinyal Baru Kebijakan Subsidi Motor Listrik 2025, Ini Mekanismenya

motor listrik --

Harapan industri besaran insentif yang keluar di tahun ini sama dengan tahun lalu. Pasalnya harga sepeda motor listrik sangat bergantung dengan teknologi baterai di mana besaran mendominasi lebih banyak di baterai, yakni kisaran 30-40%.
"Kita sudah bersurat ke Kementerian terkait Kemenko Ekonomi, Menkeu, Menperin, Menteri ESDM karena yang diberi subsidi bukan hanya motor baru, tapi konversi juga. Kita usulkan tahun 2025 diteruskan yang 2024 saja karena sudah bagus sistem. Dan besaran subsidi, kalau bisa jangan dikurangi," kata Budi.
Adapun harga sepeda motor listrik bervariasi, ada yang Rp 13-15 juta dengan baterai sejenis SLA. Namun ada juga yang dibanderol dengan harga Rp 40-50 sampai 70-an juta tergantung kualitas baterai sendiri
"Dengan insentif Rp 7 juta sangat feasible, untuk yang harga tinggi juga masih cukup tinggi subsidinya, tapi yang harga Rp 14-15 juta masyarakat tinggal menambah Rp 7 juta dapat motor listrik, minimal untuk edukasi awal ternyata motor listrik dipakainya cukup enak," sebut Budi.

BACA JUGA:Menanti Penyaluran Dana Bagi Hasil Provinsi, Begini Jawaban PLT Gubernur Bengkulu

Ketidakpastian insentif ini membuat kebijakan dari tiap industri masih menggantung. Ia pun sudah meminta waktu untuk berdiskusi dengan Ketua Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko agar menyuarakan pesan bahwa skema subsidi bisa sama seperti 2024.
"Perlu percepatan supaya ngga menggantung seperti sekarang ini, sehingga masyarakat bisa langsung membeli dan kemudian industri dengan persiapan cukup banyak bisa langsung menjual karena sekarang kita overstock, jadi banyak barang motor listrik dengan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) 40% sekarang banyak numpuk, bukan hanya di industri, tapi di diler-diler," sebut Budi.

BACA JUGA:Pahami Sebelum Daftar, Ini Jenis dan Besaran Dana Bantuan KIP Kuliah 2025

Industri berharap pemerintah tetap melanjutkan insentif, dimana menurutnya pemerintah sedang menggodok kebijakan terkait skema besaran. Saat ini dalam tahap menunggu dan berharap semoga tidak terlampau lama.
"Yang sekarang terjadi saat 2024 karena kuota cukup tinggi maka industri stok banyak, dengan harapan 2024-2025 itu akan bisa jual dengan cukup banyak," kata Budi.
Semoga artikel ini bermanfaat, ya!

Putri Nurhidayati

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: