Dari Sumatera Barat, Syafrizal Goes Sepeda untuk Menuju Tanah Suci Makkah

BENGKULU, RBTVDISWAY.ID - Syafrizal, warga asal Sumatera Barat memilih melakukan perjalanan luar biasa dengan mengayuh sepeda dari kampung halamannya untuk menuju Tanah Suci Makkah. Pria usia 55 tahun ini mengaku telah memulai perjalanan dari Januari 2025.

BACA JUGA:Uang Koin Kuno Harganya Bisa Ratusan Juta, Begini Cara Jualnya agar Cepat Laku

Keteguhan dan semangat Syafrizal yang menempuh perjalanan tidak biasa ini dengan harapan dapat mencapai Tanah Suci dan menunaikan Ibadah Umrah. Perjalanannya hanya berbekal perlengkapan minim, yang hanya berisi pakaian dan beberapa makanan serta alat pompa ban saja.

Syafrizal mengaku, tekadnya menggunakan sepeda ini karena terkendala biaya yang tidak mencukupi. Saat ini Syafrizal merupakan seorang petani yang hanya bekerja di sawah milik orang lain. Syafrizal baru saja meninggalkan Kabupaten Mukomuko dan sampai di Kota Bengkulu yang menghabiskan waktu satu hari.

Syafrizal mengatakan, total perjalanan yang dia tempuh dari Sabang hingga Bengkulu menghabiskan waktu dua bulan, karena dari Padang, Syafrizal menggoes sepeda ke Aceh dulu, lalu ke medan. Kemudian kembali ke Padang, baru ke Bengkulu. 

BACA JUGA:KUR BRI 2025 Plafon Rp 5 Juta Angsuran Rp 90 Ribuan, Pengajuan Tanpa Perlu Jaminan

“Saya berangkat dari Kabupaten Mukomuko dan kini di Bengkulu, saya menghabiskan waktu sehari satu malam. Alasan saya menggunakan sepeda untuk ke Tanah Suci karena biaya yang tidak ada. Untuk perlengkapan seadanya berbekal pakaian dan beberapa makanan serta alat pompa ban saja. Kalau paspor dan KTP semua saya sudah lengkap,” ujar Syafrizal.

Selama perjalanan itu, masjid menjadi tempat beristirahatnya. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Syafrizal hanya mengandalkan kebaikan hati masyarakat yang ditemuinya sepanjang jalan.

BACA JUGA:Yang Dinantikan Tiba, Tecno Camon 40 Pro 5G Resmi Rilis di Indonesia, Ini Spesifikasi dan Harganya

Dikatakan Syafrizal, ia memiliki 2 orang anak dan seluruhnya sudah berkeluarga, serta bekerja sebagai petugas kebersihan di salah satu Universitas di Medan. Sedangkan istrinya, sudah meninggal dunia 3 tahun lalu. Perjalanan yang dilakukannya itu direstui anak-anaknya.

Meski setiap hari Syafrizal harus menghadapi tantangan jalanan yang berbeda dan di tengah panas terik hingga hujan, Syafrizal tetap teguh mengayuh sepedanya hingga menuju satu titik tujuan.

Chyntia Permata

Sumber: