Kisah Abu Nawas Selamat dari Hukuman karena Buta Warna dan Perjalanan Mencari Tuhan
Kisah abu nawas mencari tuhan--
“Contohnya saja perzinaan, menegukkan minuman beralkohol, atau memakan makanan haram. Saat dua orang berzina, sebenarnya orang lain tak merasa dirugikan secara langsung. Sebab, tak ada korban jiwa akibat perbuatan mereka. Inilah mengapa nilai-nilai buruk dalam fahsya tidak mudah dikenali oleh umat manusia,”
Abul Augus tertegun dan menganggukan kepalanya tanda paham.
“Sekarang, bandingkan dengan perbuatan munkar. Munkar adalah perbuatan buruk yang menimbulkan kerugian langsung pada orang lain. Misalnya saja pencurian, pembunuhan, atau perampokan. Karena semua itu berdampak langsung pada orang lain dan ada korban jiwa akibat perbuatan itu, maka nilai-nilai buruk yang terkandung dalam perbuatan munkar gampang sekali dikenali. Bahkan, seorang atheis sekali pun percaya bila pembunuhan, perampokan, dan pencurian adalah perbuatan buruk,” jelas Abu Nwas.
Lelaki yang tengah mencari Tuhan itu pun merasa kagum dengan penjalasan dari tuannya. Hatinya berbunga. Banyak sekali ilmu yang ia dapat dari pejalanan ini.
Dari desa Ishbilya, kedua pengembara itu melanjutkan perjalanan mereka ke pusat Kota Baghdad. Selama delapan hari, mereka berjalan melewati padang pasir yang panas.
Setelah melakukan perjalanan selama 13 hari, sampaila mereka di bibir Kota Bahgdad. Abu Nawas merasa heran karena sejumlah menuju pusat kota ditutup. Hampir dua pekan melakukan perjalanan, pujangga ini tak tahu perkembangan berita.
Mereka pun mencari-cari jalan agar cepat sampai di pusat Kota Baghdad. Pada akhirnya, mereka pun berhasil sampai di pusat kota. Ada ratusan ribu orang berkumpul di alun-alun karena hendak melaksankan sholat. Rupanya, hal tersebutlah yang membuat sejumlah ruas jalan ditutup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: