43 Siswa di SMPN 8 Tangerang Selatan Terjangkit Cacar Air dan Gondongan, Ini Awal Mula Penyebarannya
Awal Mula Penyebaran Cacar Air dan Gondongan--
Keputusan ini diambil untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan melindungi siswa yang masih sehat. Penerapan PJJ ini merupakan langkah preventif yang diambil berdasarkan rekomendasi dari puskesmas dan Dinas Pendidikan Tangerang Selatan.
BACA JUGA:Daftar Gaji Anggota DPD 2024 Lengkap dengan Tunjangannya, Tembus Berapa Digit?
Dampak Penerapan PJJ
Setelah penerapan PJJ, hasilnya terlihat positif. Dalam waktu seminggu, jumlah siswa yang terjangkit cacar air dan gondongan turun menjadi 22 orang, dengan delapan siswa masih mengalami sakit gondongan.
Muslih menegaskan bahwa keputusan untuk melaksanakan PJJ bukanlah kebijakan sepihak dari pihak sekolah, melainkan merupakan rekomendasi dari otoritas kesehatan dan pendidikan.
"Imbauannya kami mengadakan PJJ. Surat pemberitahuan kami terima dari Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, hingga Puskesmas Kranggan," jelasnya.
BACA JUGA:Simulasi Kredit Honda Beat Street 2024 Angsuran Rp 300 Ribuan per Bulannya
Upaya Pencegahan Lanjutan
Setelah terjadinya wabah ini, SMPN 8 Tangerang Selatan juga meningkatkan langkah-langkah pencegahan lainnya. Salah satunya adalah dengan melakukan penyemprotan disinfektan secara rutin di lingkungan sekolah.
"Baru dua kali penyemprotan disinfektan, dan akan kami lakukan secara berkala," kata Muslih, menunjukkan komitmen pihak sekolah untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan.
BACA JUGA:Mantap! Ini 13 Negara yang Resmi Gabung Jadi Mitra Baru BRICS, Ada Indonesia
Tanggapan Ahli Kesehatan
Tindakan yang diambil oleh SMPN 8 Tangerang Selatan mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk dari Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Moh. Adib Khumaidi.
Menurutnya, langkah lockdown yang diterapkan untuk menghentikan penularan cacar air dan gondongan sudah tepat.
"Kita mendapatkan informasi satu atau tiga sekolah akhirnya bertambah, dan itu satu upaya karena kita punya pengalaman pada saat pandemi COVID-19. Lockdown itu bukan berarti menghentikan pendidikan," kata Adib di Kantor PB IDI, Jakarta Pusat, pada 24 Oktober 2024.
BACA JUGA:Tiga 'Musang' Ranmor Ditembak Karena Melawan Saat Ditangkap
Adib menegaskan bahwa meskipun proses pembelajaran harus diganti dengan PJJ, hal ini merupakan langkah terakhir untuk melindungi siswa dari penyakit menular.
"Yang jelas, pada saat kita bicara penanganan penyakit menular, salah satu upaya yang bisa kita lakukan adalah menjaga kontak. Tetapi, yang paling penting bukan hanya lockdown saja, dilanjutkan dengan intervensi melakukan surveillance epidemiolog," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


