Iklan RBTV

Kisah Cinta Presiden Soekarno, Rela Dibentak dan Diusir dari Rumah Demi Wanita Bule

Kisah Cinta Presiden Soekarno, Rela Dibentak dan Diusir dari Rumah Demi Wanita Bule

Kisah percintaan Presiden Soekarno dengan wanita bule--

JPAT berhasil menolong orang-orang penyandang disabilitas, bahkan pernah digunakan oleh para gerilyawan untuk merawat korban perang. Selayaknya yayasan kemanusiaan, JPAT merawat seluruh pasien dan penghuni tetapnya dengan sepenuh hati.

Di Surabaya Bertemu Kembali dengan Soekarno 

Puluhan tahun di Belanda, Mientje pada suatu kesempatan di tahun 1950 pulang ke Surabaya. Tak disangka kepulangan Mientje pas sekali dengan kedatangan rombongan iring-iring Presiden Soekarno ke Surabaya.

Mientje yang dahulu kekasih Putera Sang Fajar spontan menghadang iring-iringan Soekarno, namun tercegah oleh protokol pengamanan presiden yang ketat.

Namun sepertinya Dewi Fortuna sedang berada di pihak Mientje, Soekarno sekelebat melihat wanita tersebut dan berhenti. Ia teringat pada wajah seseorang yang dahulu pernah singgah di hatinya.

Ketika turun dari mobil dan menghampiri Mientje, Soekarno berkata: “Huh, Mien Hessels! Mientje, putriku yang cantik seperti bidadari sudah berubah jadi perempuan seperti tukang sihir”.

Mendengar pernyataan ini dalam bahasa Belanda yang fasih membuat Mientje sakit hati. Namun ia tak membawa perasaan atas kejadian tersebut, Mientje introspreksi diri, mungkin dahulu Soekarno juga sama sakit hatinya saat sang ayah mengusir paksa dari depan rumah Mientje.

BACA JUGA:Cek Tabel KUR BCA 2025 Pinjaman Rp 200 Juta, Ini Ketentuan Pencairan dan Agunan Tambahan

Tak sampai di situ saja, Soekarno menambahkan kata-kata yang menyakitkan untuk Mientje sebagai berikut “Tak pernah aku melihat perempuan buruk dan kotor seperti itu”.

Namun setelah Soekarno sadar jika pernyataan itu membuat Mientje sakit hati, sang presiden pertama RI ini lekas meminta maaf pada Mientje melalui surat.

Selain itu Soekarno juga memuat tulisan pada Cindy Adam agar menerbitkan sebuah buku yang bisa meredakan amarah Mientje saat Soekarno ejek dengan sebutan wanita buruk.

Sayang beribu sayang, hingga keduanya wafat, Soekarno tidak bisa memperbaiki tali silaturahmi dengan Mientje. Cindy Adam menyebut ini sebagai pelajaran moral yang penting dan penuh dengan makna fana kehidupan.

 

Putri Nurhidayati

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait