Tidak hanya Sebatas Pergantian Tahun, Inilah Alasan Malam 1 Suro Sering Dianggap Sakral
Kenapa malam 1 Suro dianggap sakral?--
BACA JUGA:Larangan Menyapu Malam Hari saat Malam Satu Suro, Katanya Bisa bikin Rezeki Menjauh
Asal Muasal Malam 1 Suro
Awal mula perayaan malam satu Suro sendiri awalnya memiliki tujuan untuk memperkenalkan Kalender Islam di kalangan masyarakat Jawa.
Kemudian di tahun 931 Hijriah atau 1443 tahun Jawa baru yaitu di zaman pemerintahan kerajaan Demak, Sunan Giri II membuat penyesuaian antara sistem kalender Hijriah (Islam) dengan sistem kalender Jawa.
Namun, dari sejarah lainnya penetapan satu Suro menjadi awal tahun baru Jawa dilakukan sejak zaman Kerajaan Mataram di masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1645).
Pada tahun 1633 Masehi atau 1555 Tahun Jawa, Sultan Agung menetapkan tahun Jawa atau tahun Baru Saka diberlakukan di bumi Mataram dan menetapkan 1 Suro sebagai tanda awal tahun baru Jawa.
BACA JUGA:Menurut Budaya Jawa, Saat Malam Satu Suro Dilarang Berkata Kasar dan Berisik, Ini Alasannya
Masyarakat pada masa itu, umumnya mengikuti penanggalan tahun Saka yang diwariskan dari tradisi Hindu dan Kesultanan Mataram Islam sudah menggunakan sistem kalender Hijriah.
Adapun Sultan Agung yang tidak ingin rakyatnya pecah karena perbedaan keyakinan menginginkan tetap adanya persatuan. Penyatuan kalender tersebut dimulai sejak Jumat Legi bulan Jumadil akhir tahun 1555 Saka atau 8 Juli 1633 Masehi.
Sementara satu Suro merupakan hari pertama dalam Kalender Jawa di bulan Suro dan bertepatan dengan tanggal 1 Muharram dalam kalender Hijriah. Malam satu Suro menjadi malam yang dianggap sakral terutama untuk melakukan kegiatan mengaji, ziarah, dan haul.
Demikianlah pembahasan kali ini mengenai alasan dibalik malam satu Suro dianggap sakral. Semoga bermanfaat.
Nutri Septiana
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


