Angka Stunting di Kota Bengkulu Naik 7 Persen, BKKBN Bengkulu : Kenaikan Luar Biasa
Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Provinsi Bengkulu, Zamhari--
BENGKULU, RBTV.DISWAY.ID - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu mencatat adanya kenaikan prevalensi stunting di kota Bengkulu pada tahun 2024 sebesar 7 persen.
Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Provinsi Bengkulu, Zamhari menyampaikan kekhawatiran atas meningkatnya angka stunting di Kota Bengkulu berdasarkan hasil evaluasi tahun 2024.
BACA JUGA:Ngebut Pulang Sekolah, 2 Siswa SMKN 2 Seluma Masuk Kolong Fuso
"Ini jadi perhatian serius, karena kenaikkan angka stunting di Kota Bengkulu pada hasil evaluasi tahun 2024 terjadi frekuensi 7 persen lebih. Ini menjadi kenaikkan yang luar biasa," jelas Zamhari.
Lebih lanjut, Zamhari mengatakan, penyebab paling utama stunting ini disebabkan kekurangan gizi, namun bisa juga disebabkan oleh faktor lain, seperti faktor lingkungan, hingga faktor genetik.
Peningkatan angka stunting ini harus menjadi tanggung jawab bersama lintas sektor untuk bersinergi dan fokus menangani permasalahan stunting.
"Dengan naiknya angka stunting ini menjadi langkah serius kita bersama, antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, dunia pendidikan dan media juga. Sehingga harapan kita angka stunting ini akan terurus," tambah Zamhari.
BACA JUGA:Beras Oplosan Terbongkar, Mentan: Ibarat Beli Emas 24 Karat Tapi yang Diterima 18 Karat
Selain itu, Zamhari juga menyampaikan, bahwa pihaknya saat ini juga tengah gencar melakukan sosialisasi mengenai transformasi kelembagaan dari BKKBN menjadi Kemendukbangga/BKKBN.
"Kita mensosialisasikan lembaga yang dulu BKKBN sekarang transformasi menjadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, yang juga dikenal sebagai Kemendukbangga/BKKBN," tambahnya.
BACA JUGA:Kapolda Bengkulu Pimpin Sertijab dan Pelantikan Pejabat Utama Polda Bengkulu
Seperti diberitakan sebelumnya, memasuki tahun 2025, upaya percepatan penurunan angka stunting di Kota Bengkulu dilakukan secara menyeluruh.
Program dimulai dari edukasi gizi di tingkat keluarga, pemantauan tumbuh kembang balita, hingga intervensi berbasis data di wilayah yang teridentifikasi rawan stunting.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, Joni Haryadi, menjelaskan bahwa indikator utama untuk mengidentifikasi stunting terdapat pada anak usia 0 hingga 2 tahun.
“Yang dikatakan stunting itu kan pendek, atau kurang tinggi badan dari seharusnya. Jadi, jika anak tersebut masih pendek di usia 2 tahun, kita sudah tidak bisa berbuat banyak. Intervensi yang efektif hanya bisa dilakukan sebelum anak berusia dua tahun, melalui obat-obatan dan perbaikan gizi,” terangnya.
BACA JUGA:Penting Sekali Dihindari, Ini 7 Gaya Hidup yang Membuat Anda Berisiko Terserang Penyakit Jantung
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


